Washington, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel bekerja sama dengan AS untuk menemukan negara yang akan menerima warga Palestina yang terusir paksa dari Gaza, yang mendorong rencana kontroversial Presiden Donald Trump untuk “mengambil alih” Gaza.
Dilansir dari Quds News Network (QNN), saat menjawab pertanyaan dari wartawan sebelum makan malam di Gedung Putih pada Senin (7/7), Trump ditanya apakah rencananya untuk “mengambil alih” Gaza dan mengusir paksa penduduk Jalur Gaza masih ada di atas meja.
Trump meminta Netanyahu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
“Saya pikir Presiden Trump memiliki visi yang cemerlang. Itu disebut pilihan bebas. Jika orang ingin tinggal, mereka bisa tinggal; tetapi jika mereka ingin pergi, mereka harus bisa pergi,” jawab Netanyahu. Gaza “tidak boleh menjadi penjara. Itu harus menjadi tempat terbuka.”
Baca Juga: Lima Tentara Zionis Tewas dalam Penyergapan Hamas di Beit Hanoun
Pendudukan Israel telah memanfaatkan rencana Trump untuk mengambil alih Gaza, dengan menganggapnya sebagai kesempatan untuk “mendorong migrasi sukarela” warga Palestina dari Jalur Gaza.
Para kritikus dan pakar mengecam rencana tersebut sebagai cara untuk mengusir paksa warga Palestina dan melakukan pembersihan etnis di Jalur Gaza.
“Kami bekerja sama dengan Amerika Serikat dengan sangat erat [untuk] menemukan negara-negara yang akan memberi warga Palestina masa depan yang lebih baik,” tambah Netanyahu.
Trump mengatakan bahwa ia telah memperoleh “kerja sama yang hebat” dari “negara-negara sekitar” dalam masalah ini.
Baca Juga: Tentara Israel Ajukan Petisi, Pertanyakan Legalitas Operasi Militer di Gaza
“Sesuatu yang baik akan terjadi,” tambahnya.
Trump telah secara terbuka mengungkapkan ambisinya untuk mengubah Gaza menjadi apa yang disebutnya “Riviera Timur Tengah.” Ia mengeklaim bahwa mengusir penduduk asli Palestina adalah kunci untuk mencapainya.
Pada bulan Februari, ia mengatakan bahwa AS akan “memiliki” Gaza dan membangunnya kembali. Ia menyarankan agar Yordania dan Mesir menerima warga Palestina yang terusir, tetapi kedua negara dengan tegas menolak gagasan tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sebut Israel telah Gagal Kalahkan Pejuang di Gaza