Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku kecewa dengan ucapan Joe Biden Presiden Amerika Serikat menyebut militer Israel berlebihan merespons militan Hamas.
Sejak 8 Februari Netanyahu mengaku tak pernah lagi bicara dengan Joe Biden, nampak kecewa karena ucapan Biden. “Saya menghargai dukungan Presiden Biden untuk Israel sejak awal perang, Tapi, saya tidak tahu persis apa yang dia (Biden) maksud dengan hal itu,” kata Netanyahu.
Al-Jazeera elaporkan, ucapan Biden tak lepas dari situasi di Gaza saat ini. Jumlah korban sipil yang diumumkan Kementerian Kesehatan di Gaza tembus hingga 28 ribu orang.
Sementara jumlah luka lebih dari 61 ribu orang. Jutaan warga Gaza juga kehilangan tempat tinggal. Mereka meninggalkan rumah dan mencari tempat aman.
Baca Juga: Gencatan Senjata Hari Pertama, 634 Truk Bantuan Masuki Gaza
Kondisi di pengungsian juga sangat memprihatinkan. Mereka kekurangan makanan dan obat-obatan.
Biden juga geregetan dengan Netanyahu yang berencana memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan penetrasi di Rafah, yang berbatasan dengan Mesir, untuk menekan pasukan Hamas yang tersisa.
Jika itu dilakukan, banyak pihak memprediksi situasi akan semakin buruk buat warga sipil.
Saat ini Rafah menjadi tempat pengungsian bagi 1,3 juta orang atau hampir separuh dari penduduk Gaza.
Baca Juga: Tabrak Peledak Rakitan, Komandan Batalyon Israel Tewas di Tepi Barat
Serangan yang akan dilancarkan IDF ke Rafah bisa berdampak mengerikan bagi warga sipil.
Namun, Netanyahu memastikan keselamatan warga sipil dengan melakukan relokasi ke tempat aman, meski diakuinya tak akan mudah karena Hamas akan berusaha mempertahankan posisi warga sipil untuk melindungi mereka.
Tapi, yang jadi masalah selanjutnya adalah mengenai hubungan Israel dan Mesir. Itu pula yang menjadi beban pikiran Biden. (T/R4/P2)
Baca Juga: Pengamat Politik Al-Qarra: Munculnya Brigade Al-Qassam Tunjukkan Kegagalan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Orang Sambut 90 Tahanan yang Bebas dari Penjara Israel