NETANYAHU MENANG KEMBALI, PALESTINA TINGKATKAN UPAYA KE ICC

Saeb Erekat
Kepala Perunding Saeb Erekat.(Foto: Arsip)

Ramallah, Tel Aviv, 27 Jumadil Awwal 1436/18 Maret 2015 (MINA) – Kepala Perunding Palestina Saeb Erekat, mengatakan, Palestina akan meningkatkan upaya internasional guna mengadukan berbagai pelanggaran terhadap hak-hak rakyat Palestina walau akan terus  memimpin pemerintahan negara zionis itu, setelah partainya memenangkan Selasa lalu.

“Jelas bahwa Netanyahu akan membentuk pemerintahan berikutnya. Jadi kami mengatakan dengan jelas, kami akan pergi ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag dan kami juga akan mempercepat, mengejar dan mengintensifkan semua upaya diplomatik,” kata Erekat sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Palestina WAFA dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.

Pernyataan Erekat dikeluarkan menyusul pernyataan Perdana Menteri  Benjamin Netanyahu dari partai sayap kanan Likud, yang  telah mengklaim kemenangan yang menentukan dalam pemilihan Parlemen Israel Selasa (17/3).

Dari hasil pemilu ini, Partai Likud memperoleh 30 kursi di Knesset, sedangkan saingan terberatnya partai kiri Zionis Union memenangkan 24 kursi, demikian Haaretz melaporkan.

Secara mengejutkan, tidak diperkirakan sebelumnya, Partai Persatuan Arab, koalisi dari empat partai, berjaya meraih 14 kursi sehingga menjadi peraih suara terbanyak ketiga.

Erekat mengatakan, Netanyahu meraih kemenangan pada saat rakyat Palestina prihatin tentang meningkatnya kebencian dan hasutan yang dilancarkannya terhadap 1,6 juta warga Palestina di tanah airnya sendiri yang diduduki Israel.

“Hasil pemilu Israel menunjukkan keberhasilan cara kampanye Netanyahu dengan menyebar kebencian dan hasutan itu, padahal ia melakukan   pembangunan=pembangunan permukiman ilegal, rasisme, apartheid dan pengingkaran hak-hak asasi manusia rakyat Palestina,  yang semuanya itu melanggar hukum internasional dan ditentang masyarakat internasional,” tegasnya.

“Sekarang, lebih dari sebelumnya, masyarakat internasional harus segera bertindak terhadap pelanggaran-pelanggaran sistematis terhadap hukum internasional yang dilakukan Israel di bawah pimpinan  Netanyahu,” tambahnya.

Mengenai hasil pemilu secara keseluruhan, secara mengejutkan, Partai Persatuan Arab, koalisi pertama kalinya kesatuan empat partai Arab termasuk cabang selatan Gerakan Islam, tampil sebagai blok ketiga terbesar dengan meraih 14 kursi, disusul Partai Zionis Yesh Atid, Kulanu, Habayit Hayehudi, Shas, Yisrael Beiteinu, United Torah Judaism, Meretz dan Yahad.

Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudainah mengatakan, Palestina tentu tidak mempunyai pilihan mengenai siapa yang membentuk pemerintahan Israel baru, asalkan pemerintah yang baru mengakui solusi dua negara dan fakta Al-Quds Timur harus menjadi ibukota negara Palestina di masa depan.

Dia menambahkan jika tidak demikian, takkan ada kesempatan untuk perdamaian di wilayah tersebut.

Kementerian Luar Negeri Palestina juga mengeluarkan pernyataan yang   menyatakan harapan hasil pemilu bisa membantu menghidupkan kembali pembicaraan damai dengan Israel berdasarkan Inisiatif Perdamaian Arab.

Namun, Netanyahu dalam kampanye sebelumnya telah jelas menyatakan posisinya mengenai pembentukan negara Palestina dan kemungkinan solusi dua-negara.

Haaretz melaporkan Netanyahu menyatakan, jika ia terpilih kembali, negara Palestina tidak akan ada, hal mana sebetulnya merupakan pengingkaran pasti pada pidatonya sebelumnya tahun 2009. “Saat itu ia menyuarakan dukungan bagi prinsip dua negara untuk dua bangsa,” demikian surfatkabar  itu. (T/R05/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0