
Benjamin Netanyahu
dan partai Likud menang pemilu Israel. (Foto: Dok. Israel Trendolizer)" width="288" height="188" /> Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan partai Likud menang pemilu Israel. (Foto: Dok. Israel Trendolizer)Tel Aviv, 27 Jumadil Awwal 1436/18 Maret 2015 (MINA) – Kubu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dengan Partai Likud, memenangkan pemilihan parlemen Israel, setelah 99 persen kotak suara dihitung, media Israel melaporkan.
Surat kabar Yediot Ahronot memberitakan Rabu (18/3), Partai Likud memenangkan setidaknya 29 kursi di DPR, melewati rivalnya aliansi Zionis Union yang memperoleh 24 kursi.
Sebelumnya, Netanyahu mengklaim kemenangannya dalam pemilu Selasa, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), melaporkan.
“Kita mencapai kemenangan besar untuk Likud. Kita mencapai kemenangan besar bagi kubu nasional di bawah kepemimpinan Likud. Kita mencapai kemenangan besar bagi rakyat kami Israel,” kata Netanyahu kepada pendukungnya di markas kampanye di Tel Aviv.
Baca Juga: Tentara Israel Bunuh Diri Jelang Pernikahan, Krisis Kian Mengkhawatirkan
“Sekarang kita harus membangun pemerintahan yang kuat dan stabil,” tambahnya.
Netanyahu telah menempatkan isu keamanan dalam kampanyenya dengan alasan ia adalah satu-satunya yang mampu melindungi Israel dari ancaman nuklir Iran. Dia juga berjanji tidak akan pernah memungkinkan warga Palestina mendirikan ibukota di Yerusalem Timur.
Sementara itu, pemerintah Palestina bersumpah meningkatkan kampanye diplomatiknya untuk kenegaraan.
“Jelas bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan membentuk pemerintah berikutnya, jadi kami mengatakan dengan jelas, kami akan membawa ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag dan kami akan mempercepat, mengejar dan mengintensifkan semua upaya diplomatik,” kata Kepala Juru Runding Palestina Saeb Erakat kepada AFP.
Baca Juga: Rumah Sakit di Gaza Terima 83 Syuhada dalam 24 Jam Terakhir
Menjelang hasil akhir pemilihan, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, ia yakin ikatan AS-Israel yang kuat akan terus terjalin meski tanpa pemenang.
Wartawan Al Jazeera melaporkan dari Washington DC, Gedung Putih akan menghadapi “pertanyaan kunci” tentang bagaimana menangani Netanyahu yang memiliki sejarah hubungan dingin dengan Obama. (T/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Breaking News: Lima Anggota Delegasi Hamas Gugur dalam Serangan Israel di Doha