Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memperbarui janjinya, Israel akan tetap melancarkan serangan darat terhadap Rafah di Gaza Selatan, di tengah goyahnya perundingan yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Netanyahu pada hari Selasa (30/4) mengatakan, Israel akan menghancurkan batalion Hamas di Rafah “dengan atau tanpa kesepakatan” untuk mencapai “kemenangan total” dalam perang yang telah berlangsung hampir tujuh bulan.
Israel dan Hamas sedang merundingkan kemungkinan tercapainya kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera yang ditahan oleh kelompok Palestina di Gaza dengan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
“Gagasan bahwa kita akan menghentikan perang sebelum mencapai semua tujuannya adalah hal yang mustahil. Kami akan memasuki Rafah dan kami akan melenyapkan batalion Hamas di sana, dengan atau tanpa kesepakatan, untuk mencapai kemenangan total,” kata Netanyahu dalam pertemuan dengan keluarga sandera yang ditahan oleh kelompok bersenjata di Gaza.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Hamas berulang kali mengatakan, mereka tidak akan menerima kesepakatan yang tidak mencakup gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, yang merupakan poin utama dalam negosiasi.
Netanyahu selama berbulan-bulan telah berulang kali berjanji untuk melanjutkan invasi ke Rafah, meskipun ada penolakan publik dari sekutu utama Israel, AS.
Sekjen PBB, Antonio Guterres pada hari Selasa mendesak Israel untuk tidak melanjutkan serangan militer yang akan “menjadi eskalasi yang tak tertahankan, menewaskan ribuan warga sipil dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi.”
Radio militer Israel mengatakan, rencana untuk menyerang Rafah akan disetujui “dalam beberapa hari mendatang” jika tidak ada kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
Radio GLZ Israel menghubungkan informasi tersebut dengan “pejabat keamanan”, mengatakan dalam sebuah posting media sosial “perintah akan diberikan untuk melancarkan operasi di Rafah” jika kemajuan tidak dicapai dalam beberapa hari mengenai “negosiasi untuk mencapai kesepakatan”.
Outlet media Israel N12 dalam sebuah postingan di X melaporkan, menurut keluarga sandera, Netanyahu mengatakan kepada mereka bahwa evakuasi penduduk di Rafah telah dimulai.
Namun, Ketua UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan pada hari Selasa, “orang-orang belum diminta untuk mengungsi dari Rafah”.
“Tetapi ada kemungkinan jika tidak ada kesepakatan gencatan senjata pekan ini, hal itu bisa terjadi kapan saja,” kata Lazzarini dalam jumpa pers di Jenewa.
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara
Menurut Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, Israel mengusulkan jeda pertempuran selama 40 hari, bukan gencatan senjata permanen seperti yang berulang kali diminta oleh Hamas. Tanggapan terhadap usulan terbaru Israel ini diperkirakan akan diterima oleh Hamas pada Rabu malam,
Hamas mengatakan, pihaknya terus meninjau proposal Israel. Seorang pejabat senior dari kelompok tersebut menyatakan Israel terus mengabaikan tuntutan untuk mengakhiri perang secara permanen.
“Jelas dari surat kabar Israel mereka masih bersikeras pada dua isu utama: mereka tidak menginginkan gencatan senjata total dan mereka tidak membicarakan secara serius tentang penarikan diri dari Gaza. Faktanya, mereka masih membicarakan kehadiran mereka, artinya mereka akan terus menduduki Gaza,” kata Hamdan kepada Al Jazeera, Senin.
“Kami memiliki pertanyaan serius untuk para mediator. Jika ada jawaban positif, saya pikir kita bisa melangkah maju,” tegasnya.[]
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah