Tel Aviv, MINA – Pemimpin negara penjajah Zionis Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan dirinya membuka peluang gencatan senjata dengan milisi di Lebanon Hezbollah.
Netanyahu mendapat tekanan besar dari para rival politiknya. Selain itu rakyat Israel juga setiap hari melakukan demo menuntut diakhirinya perang. MEMO melaporkan. Kamis (31/10).
Banyak kalangan menyatakan, Israel menderita kerugian besar ketika berperang melawan Hezbollah. Pasalnya, militan itu tetap bisa melakukan serangan ke kantong-kantong wilayah Israel, meskipun militer negara penjajah itu terus menggempur Lebanon selatan.
Tekanan kepada Netanyahu juga datang dari PBB. Pasalnya di wilayah perbatasan Israel-Lebanon ada pasukan penjaga perdamaian UNIFIL yang berasal dari berbagai negara.
Baca Juga: Radio Israel Sebut Bulan Ini sebagai “Oktober Hitam”
Indoensia menjadi salah satu negara yang menempatkan pasukan perdamaiannya di Lebanon Selatan. Pekan lalu, dua personel tentara Indonesia (TNI) mengalami luka akibat serangan Israel ke markaz UNIFIL. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sempat Mundur, Tentara Israel Kembali Kepung RS Indonesia