Netanyahu: Perang Gaza Tidak akan Berakhir Meski Pertukaran Tawanan Dilakukan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (Foto: dok. Anadolu)

Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Ahad (5/5) menolak seruan untuk mengakhiri serangan mematikannya di Jalur Gaza sebagai imbalan atas kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas.

Netanyahu mengklaim bahwa mengakhiri perang Gaza sekarang akan membuat Hamas tetap berkuasa di daerah kantong yang diblokade tersebut. Anadolu melaporkan.

“Hamas tetap mempertahankan posisi ekstremnya, yang pertama adalah tuntutan untuk menarik seluruh pasukan kami dari Jalur Gaza, mengakhiri perang, dan membiarkan Hamas tetap berkuasa. Israel tidak bisa menerima hal itu,” katanya dalam pesan video di X.

Perdana Menteri Israel menyalahkan laporan media karena merusak negosiasi pertukaran sandera di Gaza dan menyebabkan “penderitaan yang tidak perlu” bagi keluarga, menurut surat kabar Yedioth Ahronoth.

Baca Juga:  Ini 7 Alasan Israel Ingin Serang dan Kuasai Rafah

Dia bersikeras Tel Aviv siap menghentikan sementara pertempuran di Gaza untuk menjamin pembebasan tawanan yang ditahan oleh kelompok Palestina.

Pernyataannya muncul ketika delegasi Hamas mengadakan pembicaraan di Mesir untuk gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tawanan dengan Israel.

Hamas, yang diyakini menyandera lebih dari 130 orang Israel, menuntut diakhirinya serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza sebagai imbalan atas kesepakatan pertukaran tawanan dengan Tel Aviv.

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, yang diklaim menewaskan sekitar 1.200 orang.

Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkap bahwa helikopter dan tank tentara Israel, pada kenyataannya, justru yang telah membunuh lebih dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim Israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina.

Baca Juga:  Knesset Israel: Tak Satu pun Brigade Hamas Dihancurkan di Gaza

Tel Aviv sendiri telah membunuh lebih dari 34.600 warga Palestina dan melukai 77.700 lainnya di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok di Wilayah Palestina.

Lebih dari enam bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85 persen penduduk daerah kantong tersebut mengungsi di samping blokade makanan, air bersih dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) yang, pada bulan Januari, mengeluarkan keputusan sementara yang memerintahkan mereka untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Widi Kusnadi