Al-Quds, 15 Syawwal 1437/20 Juli 2016 (MINA) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Perang Lebanon Jilid Dua tahun 2006 lalu merupakan investasi bagi keberadaan negaranya.
“Kami telah menginvestasikan, dan terus berinvestasi, usaha yang luar biasa,” ujarnya pada Peringatan 10 tahun Perang Lebanon II, di Bukit Herzl, Kota Al-Quds, Selasa (18/7/2016).
Menurut dia, perang yang dilancarkan ke Lebanon adalah “dengan tujuan dibenarkan, meskipun ada kesulitan dan kekurangan yang ditemukan selama pertempuran,” The Jerusalem Post menyebutkan.
Netanyahu menekankan upaya investasi dalam perang harus terus dilakukan, dan mengatakan bahwa perang “itu bukan perang atas wilayah, juga bukan perang antar negara. Itu serangan melawan organisasi Islam ekstrimis dan untuk kemandirian Israel. ”
Baca Juga: Sebut Indonesia, Pemimpin Hamas Berterimakasih pada Negara-Negara Pendukung Palestina
Sementara itu Presiden Rivlin memuji pernyataan tersebut dan mendesak persatuan pemerintahannya sebelum terjadi konflik berikutnya di masa depan.
Rivlin yang berbicara sebelum Netanyahu, mengatakan: “Kita tidak bisa bertepuk tangan sendiri. Kemampuan untuk menyelidiki secara menyeluruh, untuk mengkritik dan menjalani proses belajar yang komprehensif dapat membantu untuk membuat perubahan skala besar, seperti yang kita lakukan pada Perang Lebanon Kedua,” ujarnya
Itu semua menurutnya, membuktikan kekuatan Israel. “Itu adalah kekuatan kita, dan kita harus terus melakukan hal ini,” lanjutnya.
Perang Lebanon Kedua berlangsung mulai 12 Juli 2006 dan berjalan sekitar tujuh pekan, sampai PBB memberlakukan gencatan senjata pada 14 Agustus 2006. (T/P4/R01)
Baca Juga: Pasca Pengumuman Gencatan Senjata, Israel Masih Serang Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Tegaskan Komitmen pada Perjanjian Gencatan Senjata