Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan para menteri kabinetnya untuk “berhati-hati dengan kata-kata mereka” di media ketika mereka berbicara tentang perang dengan Hamas, Ahad (12/11).
Berbicara kepada saluran berita Israel Channel12 pada hari Sabtu, Menteri Pertanian Avi Dichter menggambarkan pengasingan paksa penduduk sipil di Jalur Gaza sebagai “Gaza Nakba tahun 2023.” Anadolu Agency melaporkan.
Dichter, seorang anggota partai sayap kanan Likud, mengacu pada perpindahan sejumlah besar warga Palestina dari utara ke selatan Jalur Gaza.
Ditanya tentang membandingkan situasi di Gaza dengan Nakba yang asli, Dichter menjawab: “Gaza Nakba 2023. Begitulah akhirnya.”
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
‘Nakba’ mengacu pada pengusiran massal warga Palestina dari tanah air mereka pada tahun 1948 untuk membuka jalan bagi negara baru Israel.
Ini bukan pertama kalinya Netanyahu memperingatkan para menteri di pemerintahannya atas pernyataan mereka kepada media sejak dimulainya perang di Gaza.
Pekan lalu, Menteri Warisan Budaya Israel Amichai Eliyahu dikritik secara luas setelah mengatakan bahwa menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza adalah “sebuah pilihan.”
Netanyahu mengkritik pernyataan tersebut dan menskors menteri tersebut dari rapat Kabinet, sementara pemimpin oposisi Yair Lapid menyerukan pemecatan Eliyahu, dengan mengatakan bahwa dia “merugikan posisi (negara) internasional kita.”
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Selama lebih dari sebulan, tentara Israel telah menyerang seluruh wilayah Jalur Gaza, sementara operasi daratnya berfokus pada mengisolasi bagian utara serta membangun kehadiran militer dalam jumlah besar.
Israel telah melakukan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza termasuk terhadap rumah sakit, tempat tinggal dan rumah ibadah sejak kelompok perlawanan Palestina Hamas melancarkan serangan lintas batas pada 7 Oktober.
Sejak itu, jumlah kematian akibat serangan Israel yang sedang berlangsung telah melampaui 11.100 orang, termasuk lebih dari 8.000 anak-anak dan perempuan, kata kantor media pemerintah di Gaza pada hari Ahad.
Jumlah korban tewas di Israel hampir 1.200, menurut angka resmi. (T/R7/P2)
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Mi’raj News Agency (MINA)