Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu (6/4) mengatakan, ada pembicaraan tentang rencana untuk memperluas penguasaan atas Tepi Barat yang diduduki dan menganeksasi daerahnya.
Netanyahu juga menegaskan, ia tidak berniat menghapus permukiman dan pos-pos pendudukan di Tepi Barat, sebaliknya akan diperkuat, Safa melaporkan.
Netanyahu mengatakan hal itu dalam sebuah wawancara dengan Channel 2 Israel, tepatnya tiga hari sebelum Pemilu Israel dan beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang diduduki, “ada juga diskusi tentang mencaplok wilayah-wilayah di Tepi Barat.”
“Kami sedang mendiskusikan perpanjangan kedaulatan Israel atas Ma’aleh Adumim dan daerah lainnya, dan semua orang tahu bahwa negara baru itu akan bernasib buruk,” katanya.
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida
“Bisakah kita menjamin keamanan dan area vital kita di Tepi Barat, yang ukurannya 20 kali dari Gaza. Jika jawabannya tidak, kita akan mendapatkan Gaza lagi di Tepi Barat,” kata Netanyahu lagi.
“Saya tidak akan bersumpah ke Yerusalem (mengacu pada konsep Yerusalem Yahudi yang bersatu) dan saya tidak akan mencabut permukiman apa pun, dan menegaskan kontrol kami atas wilayah barat Sungai Yordan,” kata Netanyahu.
“Ketika kedaulatan diperpanjang, saya tidak akan membedakan antara blok pemukiman dan pemukiman terisolasi. Setiap pos pemukiman adalah Israel, dan kami memiliki tanggung jawab terhadapnya dan tidak akan menyerahkan jantung Negara Israel,” katanya.
Berbeda dengan pernyataan Netanyahu hari ini, Israel membedakan antara pemukiman dan pos-pos di Tepi Barat yang diduduki, yang pertama menganggapnya sah sementara yang lain ilegal, sedangkan keduanya bertentangan dengan hukum internasional.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Menanggapi pertanyaan tentang protes para pemukim di Gaza baru-baru ini mengenai kerapuhan situasi keamanan, Netanyahu mengatakan, “Orang-orang di selatan, saya memiliki semua cinta dan saya ingin memberi tahu mereka bahwa tidak ada yang mati sejak kemandirian (agresi tahun 2014).”
Di sisi lain, sekitar 300 warga Palestina terbunuh ketika berusaha mendekati pagar perbatasan Gaza-Israel.
Mengomentari pernyataan-pernyataan Netanyahu tersebut, pakar urusan Israel, Mohammed Hamadeh, mengatakan bahwa pernyataan-pernyataan itu “tidak lebih dari propaganda pemilu kosong, dia memiliki setiap kesempatan untuk mengimplementasikan apa yang dia janjikan hari ini, tetapi dia tidak bisa.”
Hamada menjelaskan, analis Israel percaya bahwa janjinya untuk mencaplok pos-pos terdepan dan memperluas kedaulatan Israel atas mereka adalah untuk melejitkan perolehan suara atas Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett dan Menteri Kehakiman Elit Shakid (partai mereka, Himein Haddash). (T/B05/RI-1)
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang