New York, MINA – Kantor Media Gaza menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebarkan delapan kebohongan besar dalam pidatonya di Sidang Umum PBB, Jumat (26/8) dan menyebutnya sebagai upaya untuk membenarkan kejahatan perang serta genosida di Jalur Gaza.
Dalam pernyataan, Kantor Media Gaza mengatakan, pidato Netanyahu penuh kontradiksi dan klaim menyesatkan, termasuk mengecilkan penderitaan para sandera, melebih-lebihkan dukungan internasional terhadap Israel setelah serangan 7 Oktober 2023, serta menggambarkan pengakuan terhadap hak-hak Palestina sebagai tekanan dari kelompok ekstremis.
Pemerintah Gaza juga menolak klaim Netanyahu bahwa Israel berperang di “tujuh front” melawan terorisme dan menegaskan bahwa agresi militer tersebut justru menyasar warga dan infrastruktur sipil di Gaza.
Laporan internasional yang menyatakan bahwa 94 persen korban warga Palestina adalah sipil, termasuk lebih dari 30.000 perempuan dan anak-anak serta lebih dari 90 persen rumah sakit, sekolah, serta infrastruktur lainnya telah hancur.
Baca Juga: 251 Jurnalis Menjadi Korban Agresi di Gaza
Netanyahu juga dianggap bertentangan dengan dirinya sendiri saat menuduh faksi perlawanan Palestina mencegah warga meninggalkan Gaza, namun pada saat yang sama menyatakan bahwa 700.000 orang telah mengungsi.
Pemerintah Gaza menegaskan, Israel telah melakukan genosida dengan menjatuhkan lebih dari 200.000 ton bahan peledak ke wilayah pemukiman, menewaskan lebih dari 64.000 warga sipil, termasuk 20.000 anak-anak dan 10.500 perempuan, serta memusnahkan seluruh keluarga.
Klaim Netanyahu bahwa kelompok perlawanan mencuri bantuan juga dibantah, dengan menyebut bahwa militer Israel menciptakan jebakan maut di sekitar konvoi bantuan, menewaskan dan melukai ribuan warga. Bahkan, ratusan orang dilaporkan meninggal karena kelaparan, termasuk 147 anak-anak.
Netanyahu juga dikritik karena menolak pengakuan negara-negara terhadap Palestina, yang oleh Gaza disebut sebagai hak legal dan cerminan pengakuan masyarakat internasional atas hak rakyat Palestina setelah puluhan tahun mengalami penjajahan serta kekerasan.
Baca Juga: Dokter Gaza Tegaskan Tak Ada Zona Aman, Semua Wilayah Dibombardir
Pernyataan tersebut menutup dengan seruan kepada komunitas internasional untuk menghentikan perang, memaksa Israel keluar dari Gaza, membuka perbatasan, mengizinkan masuknya makanan dan obat-obatan, serta melanjutkan langkah pengakuan terhadap negara Palestina.
Pidato Netanyahu di PBB juga memicu protes besar dengan aksi walkout oleh banyak delegasi, di tengah tuduhan genosida dan kelaparan massal akibat serangan Israel di Gaza. Israel kini menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait agresinya di wilayah tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pejuang Palestina: Serangan 7 Oktober adalah ‘Momen Emas’ Buka Mata Dunia atas Kekejaman Israel