Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netanyahu Setujui Gencatan Senjata 60 Hari, Tapi Tetap Siap Lanjutkan Perang

Mujiburrahman Editor : Widi Kusnadi - 27 detik yang lalu

27 detik yang lalu

0 Views ㅤ

Netanyahu Gencatan Senjata 60 Hari, Tapi Tetap Siap Lanjutkan Perang (Foto : Doc. Al-jazeraa)

Yerusalem, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk pertama kalinya secara terbuka menyatakan kesediaan Israel untuk menghentikan sementara agresi militer di Jalur Gaza melalui gencatan senjata selama 60 hari.

Namun, ia menegaskan bahwa langkah itu tidak mengubah tujuan akhir Israel dalam perang, yakni membubarkan Hamas secara total.

Pernyataan tersebut disampaikan Netanyahu dalam kunjungannya ke Washington, seraya menegaskan bahwa gencatan senjata ini bukan berarti akhir dari agresi, melainkan bagian dari strategi diplomatik untuk mencapai apa yang disebutnya sebagai “tujuan minimum” Israel.

Menurut Netanyahu, syarat-syarat tersebut meliputi: peletakan senjata oleh Hamas, pembubaran Hamas secara militer dan politik, serta jaminan bahwa kelompok perlawanan tersebut tidak akan aktif lagi di masa depan.

Baca Juga: Zohran Mamdani Tegaskan Dukungan Penuh terhadap Palestina dan Gerakan Boikot Zionis

“Selama 60 hari itu, kami bersedia melakukan negosiasi. Tapi jika kami tidak mendapatkan hasil sesuai kepentingan kami, maka perang akan dilanjutkan,” tegasnya pada Jum’at (11/7) dikutip dari Al-Jazeera.

Pernyataan ini menunjukkan adanya celah untuk diplomasi di tengah tekanan internasional yang semakin besar terhadap Israel, terutama setelah meningkatnya jumlah korban sipil dan kehancuran infrastruktur sipil di Gaza yang memicu kecaman luas dunia internasional.

Namun, sejumlah pengamat menilai bahwa tawaran ini lebih merupakan taktik politik untuk meredam tekanan global, ketimbang komitmen serius menuju perdamaian. Terlebih, Netanyahu menegaskan bahwa apapun yang terjadi, Israel akan tetap mengejar tujuannya dengan cara diplomatik ataupun militer.

Konflik di Gaza yang telah berlangsung sejak Oktober tahun lalu, telah menyebabkan lebih dari 35 ribu warga Palestina gugur, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, serta menyebabkan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk.

Baca Juga: Trump Terkejut, Hamas Perlakukan Sandera Tentara Israel dengan Baik

Masyarakat internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan berbagai organisasi kemanusiaan, terus mendesak dilakukannya gencatan senjata permanen serta dimulainya proses perdamaian yang adil dan bermartabat bagi rakyat Palestina. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Gelombang Panas di Eropa Tewaskan Ribuan Orang, Ilmuwan Peringatkan Krisis Iklim

Rekomendasi untuk Anda