Moskow, 8 Dzulhijjah 1436/22 September 2015 (MINA) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terbang ke Moskow bertemu Presiden Rusian Vladimir Putin untuk mencegah kemungkinan terjadinya bentrokan antara pasukan militer Rusia dan Israel di Timur Tengah.
Dalam kunjungan Senin (21/9) itu, Netanyahu mencari kepastian dari Putin tentang penyebaran militernya di Suriah. Israel mengkhawatirkan adanya risiko senjata dikirim kepada kelompok bersenjata di perbatasan Suriah-Israel.
Putin yang bertemu dengan Netanyahu mengatakan, tindakan Rusia di Timur Tengah akan selalu “bertanggung jawab”, ARA News melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Seorang mantan penasihat strategi untuk Netanyahu mengatakan, pemimpin Israel itu akan mencoba bekerja keluar dari “aturan-aturan dasar” bersama Putin untuk menghindari bentrokan kedua negara dalam krisis Suriah.
Sementara itu, Amerika Serikat bersama sekutunya terus melakukan operasi udara yang menargetkan kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) di Suriah.
Baca Juga: Ingin Damai dengan Turkiye, Kelompok PKK Kurdi Umumkan Pembubaran Diri
Bantuan militer yang mencoba untuk menopang Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam melawan oposisi Suriah, menimbulkan kekhawatiran jika sekutu rezim yang lain, Hizbullah Lebanon, mengambil keuntungan.
Putin sendiri telah berjanji untuk melanjutkan dukungan militernya bagi Assad yang menurutnya bantuan itu sejalan dengan hukum internasional.
Rusia telah memfokuskan pasukannya di pantai Suriah, dimana negara itu memiliki sebuah pangkalan angkatan laut utama. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Hancurkan Infrastruktur Sipil, Bom Bandara Sanaa di Yaman