Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berharap dapat menandatangani kesepakatan normalisasi dengan Arab Saudi dan Indonesia sebelum menyelenggarakan pemilihan umum awal untuk Knesset pada Juni 2026, lapor lembaga penyiaran publik Israel, Kan.
Dikutip dari The New Arab, Sabtu (18/10), Netanyahu ingin untuk memperkuat posisinya menjelang pemilihan umum, yang secara resmi dijadwalkan pada November 2026.
Kan mencatat bahwa peluang Netanyahu untuk mencapai kesepakatan dengan Riyadh dianggap “wajar”, sementara perjanjian serupa dengan Jakarta tampak “rendah”. Laporan tersebut menambahkan bahwa Netanyahu akan puas meski hanya salah satu dari kedua negara tersebut.
Arab Saudi memiliki pengaruh yang sangat besar di dunia Arab dan Muslim melalui ekonominya dan menjadi tuan rumah bagi situs-situs suci umat Islam, sementara Indonesia negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia dan secara luas dianggap sebagai kekuatan ekonomi yang sedang berkembang.
Baca Juga: Menlu Palestina Desak Uni Eropa Ambil Langkah Nyata Tegakkan Gencatan Senjata di Gaza
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan pada Februari mereka tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina, di tengah meningkatnya kemarahan atas genosida Israel di Gaza.
Kerajaan Arab Saudi menekankan posisi teguh ini tidak dapat dinegosiasikan dan tidak dapat dikompromikan.
Pada Jumat, Presiden AS Donald Trump menyatakan harapannya agar lebih banyak negara bergabung dengan “Kesepakatan Abraham”, menormalisasi hubungan dengan Israel, khususnya Arab Saudi.
“Saya berharap Arab Saudi ikut serta, dan saya berharap negara-negara lain ikut serta. Saya pikir ketika Arab Saudi ikut serta, semua negara ikut serta,” kata Trump kepada Fox News.
Baca Juga: Inggris Gagal Blokir Gugatan Palestine Action di Pengadilan
Pada tahun 2020, Trump menjadi perantara perjanjian normalisasi Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain. Maroko dan Sudan kemudian menyusul dengan kesepakatan serupa.
Sementara itu, Indonesia dilaporkan sedang mempertimbangkan hubungan dengan Israel jika Tel Aviv membatalkan penentangannya terhadap bergabungnya Jakarta dengan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), menurut laporan tahun 2024 oleh Yedioth Ahronoth.
Awal tahun ini, Channel 12 Israel melaporkan Indonesia termasuk di antara beberapa negara yang sedang berunding dengan Israel terkait fasilitasi pengusiran warga Palestina dari Gaza.
Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah membantah sejumlah laporan dari media Israel, terkait sinyal normalisasi hubungan hingga rencana kunjungan Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Delegasi Pakistan dan Afghanistan Gelar Pembicaraan Damai di Qatar
Indonesia juga menegaskan komitmen untuk terus memajukan solusi damai yang adil dan berkelanjutan, sejalan dengan prinsip kemerdekaan Palestina sebagai bagian dari perjuangan diplomasi luar negeri.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Warga AS Gelar Aksi “No Kings” Tolak Gaya Kepemimpinan Trump