Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menerima kesepakatan gencatan senjata apa pun jika harus menarik mundur pasukannya dari Gaza atau membebaskan ribuan tahanan Palestina, The Guardian melaporkan.
Sementara itu, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, akan berangkat ke Kairo, Mesir, untuk mendiskusikan kesepakatan tersebut. Haniyeh menyebut tujuan Hamas adalah untuk mengakhiri serangan militer Israel di Gaza dan membuat pasukan Israel menarik diri dari wilayah tersebut.
Israel mungkin akan sulit untuk menerima permintaan tersebut. Namun, Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS) yang menjadi mediator optimistis kedua belah pihak dapat dibujuk untuk menerima kesepakatan gencatan senjata yang berlangsung setidaknya satu bulan, di mana semua sandera berharap dibebaskan.
Proposal gencatan senjata itu, yang digambarkan sebagai sebuah kerangka kerja, disepakati oleh Mesir, Qatar, AS, dan Israel dalam pembicaraan di Paris, pada Ahad (28/1).
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Lokasi perundingan yang berada di Paris menyebabkan perunding Hamas tidak dapat hadir.
Netanyahu menolak setiap kesepakatan yang mengharuskan tentara Israel meninggalkan Gaza secara permanen tanpa kemenangan militer yang jelas.
Dia mengatakan perang di Gaza bukanlah perang ronde baru dengan Hamas dan dia tidak akan mengakhirinya tanpa mencapai tujuan Israel.
Sehubungan dengan laporan mengenai kemungkinan kesepakatan pembebasan tawanan, PM Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak akan meninggalkan Gaza, dan dia mengatakan dia tidak berniat melepaskan para tahanan.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Menurut sumber, fase pertama gencatan senjata yang diusulkan di Paris, mencakup pembebasan sekitar 35 sandera Israel sebagai imbalan atas jeda pertempuran selama enam minggu.
Kelompok ini mencakup perempuan sipil, laki-laki lanjut usia, dan sandera yang sakit atau terluka.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan ratusan warga Palestina dari penjaranya. Tahap kedua akan difokuskan pada tentara pria dan wanita, dan tahap ketiga secara eksklusif akan melibatkan pembebasan jenazah sandera.
Netanyahu menghadapi kabinet yang terpecah belah dan tahu bahwa usulan tersebut dapat menjatuhkan pemerintahannya.
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza
Berbicara saat berkunjung ke pemukiman Israel di Tepi Barat pada hari Selasa (30/1), dia berkata, “Kami tidak akan berkompromi pada apa pun kecuali kemenangan total.”
Netanyahu mengatakan Israel akan mencapai semua tujuannya, termasuk melenyapkan Hamas, mengembalikan semua sandera, dan mengamankan Gaza.
“Sampai saat itu tiba, tidak ada tahanan Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel,” kata Netanyahu. (T/R4/P1)
Baca Juga: Paus Fransiskus Terima Kunjungan Presiden Palestina di Vatikan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Serang Kamp Nuseirat, 33 Warga Gaza Syahid