Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netanyahu Tindak Lanjuti Usulan Trump Ambi Alih Gaza, Ditentang Kelompok HAM

Rendi Setiawan Editor : Rudi Hendrik - 8 menit yang lalu

8 menit yang lalu

1 Views

Presiden AS, Donald Trump meminta negara-negara Arab menerima warga Gaza di wilayah mereka. (FOTO: Aljazeera)

Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan menindaklanjuti usulan Presiden AS Donald Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza dan menggusur penduduk Palestina, yang ditentang oleh negara-negara Arab dan kelompok HAM.

Mengutip Aljazeera pada Selasa (18/2), Netanyahu mengatakan, pemerintahannya “berkomitmen pada rencana Presiden AS Trump untuk menciptakan Gaza yang berbeda”.

Netanyahu menegaskan, “baik Hamas maupun Otoritas Palestina” tidak akan memerintah daerah kantong itu setelah perang selama 15 bulan berakhir, yang menyebabkan lebih dari 48 ribu warga Palestina syahid dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang mengerikan.

Pernyataan Netanyahu muncul sehari setelah ia memuji “visi berani Trump untuk masa depan Gaza” selama pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio di Yerusalem.

Baca Juga: Israel Terima Kiriman Hampir 1 Ton Bom dari AS

Menurut Aljazeera, sebuah kelompok hak asasi manusia mengecam keras upaya pemerintahan Trump untuk mengambil alih Gaza dan secara paksa mengusir warga Palestina sebagai pelanggaran hukum internasional yang merupakan pembersihan etnis.

Awal pekan lalu, lebih dari 100 organisasi di AS telah mengecam Presiden Donald Trump atas rencananya untuk mengambil alih kendali Gaza yang dilanda perang dan mengusir secara permanen warga Palestina yang telah menganggap wilayah itu sebagai rumah selama beberapa generasi.

Berbagai organisasi menandatangani surat yang dirilis oleh A New Policy dan Friends Committee on National Legislation, yang menganggap pemerintahan Trump mempromosikan apa yang oleh masyarakat internasional dianggap sebagai pembersihan etnis.

Para penandatangannya beragam, mulai dari kelompok berbasis agama, organisasi kebijakan luar negeri dan keamanan nasional, serta kelompok advokasi politik.[]

Baca Juga: Hanya 7% Yahudi Ultra-Ortodoks Mau Wajib Militer

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda