Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netanyahu Tolak Penamaan Jalan Yasser Arafat

Rudi Hendrik - Senin, 6 Maret 2017 - 15:37 WIB

Senin, 6 Maret 2017 - 15:37 WIB

2065 Views

Yasser Arafat. (Foto: dok. Akhbarona.com)

Yasser Arafat. (Foto: dok. Akhbarona.com)

 

Yerusalem, 7 Jumadil Akhir 1438/6 Maret 2017 (MINA) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk tidak membiarkan jalan di sebuah kota Palestina di Israel diberi nama Yasser Arafat, seorang pemimpin besar bangsa Palestina.

Netanyahu bahkan berjanji akan mengeluarkan undang-undang baru jika diperlukan untuk mencegah pemberian nama itu.

Kota kecil Jatt baru-baru ini meresmikan Jalan Yasser Arafat untuk menghormati mantan Presiden Palestina tersebut, yang dipandang sebagai seorang pahlawan  Palestina.

Baca Juga: Tim Advance Pembangunan RSIA Indonesia di Gaza Bertemu Pejabat KBRI dan Mesir

Warga Palestina di Israel adalah orang-orang yang menetap setelah penciptaan Israel pada tahun 1948 dan jumlahnya sekitar 17,5 persen dari delapan juta penduduk negara itu.

Jatt yang terletak di Israel utara memiliki populasi sekitar 11.000 jiwa.

Berbicara pada awal rapat kabinet, Netanyahu mengatakan bahwa tidak akan ada jalan di Israel yang boleh diberi nama Yasser Arafat.

“Kita tidak bisa membiarkan jalan di negara Israel akan dinamai Yasser Arafat dan Haji Amin Al-Husseini serta lain-lain. Kita akan membuat pengaturan, termasuk undang-undang baru jika perlu, sehingga hal ini tidak terjadi di sini,” kata Netanyahu, demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.

Baca Juga: Utusan Khusus Trump akan Kunjungi Gaza untuk Periksa Lokasi Distribusi Makanan

Sementara Haji Amin Al-Husseini adalah seorang nasionalis Palestina yang merupakan Mufti Agung di Yerusalem pada tahun 1920 – 1930-an.

Walikota Jatt, Mohammed Taher Wattab membela penamaan jalan itu dengan nama Arafat dalam komentarnya di radio militer Israel.

Arafat naik menjadi pemimpin gerakan Palestina setelah terciptanya Israel. Ia memimpin perjuangan bersenjata melawan Israel yang mengorbankan ribuan warga dan pejuangnya.

Puluhan tahun kemudian ia meninggalkan cara kekerasan dan memilih berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin di halaman Gedung Putih, Amerika Serikat. (T/RI-1/P1)

Baca Juga: Presiden Finlandia Siap Akui Negara Palestina, Tunggu Usulan Resmi Kabinet

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda