Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak persyaratan Gerakan Perlawanan Palestina Hamas yang diajukan untul mengakhiri perang dan membebaskan para sandera.
Persyaratan Hamas itu mencakup penarikan total pasukan Israel dan membiarkan Hamas untuk tetap menguasai di Jalur Gaza.
“Hamas menuntut diakhirinya perang sebagai imbalan atas pembebasan para sandera, menuntut penarikan pasukan kita dari Gaza, dan pembebasan semua pembunuh dan pemerkosa,” kata Netanyahu dalam pernyataan membahas persyaratan diajukan Hamas, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (22/1).
“Saya langsung menolak persyaratan menyerahkan diri kepada monster Hamas,” tegas Netanyahu dalam pernyataan pada Ahad (21/1) waktu setempat.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Saat pesawat tempur Israel kembali mengebom Khan Younis di Jalur Gaza bagian selatan, seorang pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada pers bahwa penolakan pemimpin Israel untuk mengakhiri serangan militer di Jalur Gaza “berarti tidak ada peluang bagi kembalinya para tawanan (Israel)”.
Kesepakatan yang dicapai pada akhir November lalu, dengan dimediasi Amerika Serikat (AS), Qatar dan Mesir, menghasilkan pembebasan lebih dari 100 sandera oleh Hamas dari 250 orang yang disandera di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober yang ditukar dengan pembebasan 240 tahanan Palestina dari penjara Israel.
Sejak kesepakatan itu berakhir, Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menjamin pembebasan sekitar 136 sandera yang masih tersisa. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon