Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netanyahu Tuduh Iran Hendak Serang Israel Dengan Rudal dari Yaman

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 29 Oktober 2019 - 08:29 WIB

Selasa, 29 Oktober 2019 - 08:29 WIB

10 Views

Tel Aviv, MINA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Iran mencari cara untuk meluncurkan rudal yang dipandu dengan tepat ke sasaran di Israel dari Yaman.

Netanyahu membuat tuduhan ini, pada Senin (28/10), tanpa rincian lengkap, ketika ia menjadi tuan rumah delegasi pejabat-pejabat senior AS. Today Online melaporkan.

Baik Iran maupun Houthi Yaman tidak segera menanggapi tuduhan Israel.

Houthi menggunakan rudal dan drone dalam perang mereka melawan koalisi yang dipimpin Arab Saudi.

Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa

Ada sedikit indikasi publik bahwa Houthi memiliki senjata yang mampu menjangkau jarak hingga 2.000 km (1.240 mil) ke Israel.

Iran ingin mengembangkan rudal yang dipandu yang dapat mencapai target apa pun di Israel dalam jarak lima hingga sepuluh ribu kilometer,” ujar Netanyahu.

Iran berharap untuk menggunakan Irak, Suriah, Lebanon dan Yaman sebagai pangkalan untuk menyerang Israel dengan rudal statistik dan rudal yang dipandu dengan presisi. Itu adalah bahaya besar, sangat besar,” katanya.

Sebelumnya, berbicara kepada wartawan menjelang pertemuan dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan penasihat Gedung Putih Jared Kushner, Netanyahu mengulangi kecurigaan Israel.

Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid

Ia menuduh Iran telah mencoba untuk memperbaiki gudang senjata roket Hizbullah Lebanon dengan sistem panduan presisi.

“Mereka juga berusaha mengembangkan itu, dan sudah mulai menempatkannya di Yaman, dengan tujuan menjangkau Israel dari sana juga,” lanjutnya.

Ia mendesak pemerintah Trump untuk meningkatkan sanksi terhadap Iran atas program nuklir mereka dan atas kegiatan-kegiatan Iran di kawasan Timur Tengah.

Dalam kebuntuan politik setelah hasil pemilihan umum yang tidak menguntungkan Netanyahu sehingga ia gagal membentuk kabinet, Netanyahu menyebut meningkatnya kekhawatiran keamanan dan mendesak saingannya, mantan Jenderal Benny Gantz, untuk membentuk pemerintah koalisi yang luas.

Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida

“Ini adalah hal nyata yang terjadi ketika keseimbangan kekuatan di Timur Tengah berubah,” kata Netanyahu. “Kami membutuhkan pemerintah persatuan nasional.” (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara

Rekomendasi untuk Anda