Tel Aviv, 27 Sya’ban 1437/4 Juni 2016 (MINA) – Seorang pengamat menyatakan, pernyataan-pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seringkali bertentangan satu sama lain, suatu kali katakan siap berunding, lain kali katakan sebaliknya.
Terakhir Netanyahu berjanji untuk menjaga Yerusalem bersatu di bawah kendali Israel. “Akar kami lebih dalam daripada bangsa lain, termasuk kepada Temple Mount. Yerusalem adalah milik kami dan akan tetap menjadi milik kami,” tegasnya saat menyampaikan pidato di Parlemen Israel (Knesset) untuk menandai Peringatan ke-49 dari Pendudukan Israel di Yerusalem (Al-Quds) Timur.
“Israel tidak perlu membuat alasan atas kehadirannya di Yerusalem. Kami ingat Yerusalem sampai Perang Enam Hari [1967], ketika kota itu terbelah, dengan Israel dikecualikan dari kota tua dan lingkungan timurnya,” ujarnya lagi. Demikian Anadolu yang dikutip Mi’raj Islamic news Agency (MINA), Sabtu.
“Kami tentu tidak ingin kembali ke situasi … saya percaya Perang Enam Hari menjelaskan kepada musuh-musuh kita bahwa kita di sini untuk menetap,” tambahnya.
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Pernyataan Netanyahu datang hanya dua hari setelah ia mengumumkan penerimaannya untuk memulai negosiasi berdasarkan Inisiatif Perdamaian Arab, yang mencakup penarikan Israel pada perbatasan pra-1967.
Para pengamat mengatakan bahwa pernyataan bertentangan itu membuktikan bahwa para pejabat Israel tidak memiliki niat positif terhadap sebuah solusi yang layak untuk dirundingkan dengan Palestina. (T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza