Sanaa, MINA – Korban sipil di Yaman telah menurun lebih dari 50 persen sejak dimulainya gencatan senjata awal bulan lalu, menurut pernyataan tertulis dari Norwegian Refugee Council (NRC), Kamis (12/5).
Mengutip data dari Proyek Pemantauan Dampak Sipil, sebelum gencatan senjata yang ditengahi PBB yang dimulai pada bulan Ramadhan, 213 warga sipil terluka atau terbunuh. Pada bulan berikutnya, berkurang menjadi 95, MEMO melaporkan.
“Angka-angka tersebut memberikan bukti yang jelas tentang manfaat dari gencatan senjata. Selama sebulan terakhir, banyak keluarga terhindar dari kehidupan mereka yang hancur karena kehilangan anggota keluarga hingga perang yang tidak berarti. Demi rakyat Yaman dan masa depan mereka, kami berharap pihak-pihak yang berkonflik akan memperpanjang gencatan senjata,” kata Erin Hutchinson, Country Director NRC untuk Yaman.
Gencatan senjata secara nasional dimulai pada 2 April setelah kesepakatan dicapai antara faksi-faksi yang bertikai dalam konflik yang telah berlangsung selama lebih dari tujuh tahun, yang telah merenggut nyawa lebih dari 300.000 orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Pawai Dukung Badai Al-Aqsa
Namun, sementara data telah menunjukkan “pengurangan yang signifikan” dalam jumlah korban dari serangan udara dan penembakan, organisasi kemanusiaan mencatat bahwa jumlah mereka yang terluka atau terbunuh oleh ranjau darat dan persenjataan yang tidak meledak tetap sama atau lebih tinggi.
“Bahwa orang-orang masih terluka dan terbunuh oleh ranjau darat dan alat peledak improvisasi, menunjukkan kebutuhan kritis akan perdamaian jangka panjang, sehingga sisa-sisa perang ini dapat disingkirkan dan lebih banyak nyawa diselamatkan,” Hutchinson menekankan.
“Kami mendesak pihak-pihak yang bertikai mematuhi komitmen mereka dan bekerja menemukan resolusi damai untuk konflik ini, yang telah menewaskan dan melukai ribuan orang, dan merampas jutaan mata pencaharian mereka,” tambahnya.
Pada Selasa, Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, tiba di kota pelabuhan selatan Aden untuk kunjungan dua hari dan mengadakan pertemuan dengan Rashad Al-Alimi, Presiden Dewan Kepemimpinan Presiden yang baru dibentuk, dan pejabat senior lainnya, pemerintah yang diakui secara internasional untuk membahas pelanggaran gencatan senjata baru-baru ini dan mendesak pihak-pihak yang bertikai menegakkan gencatan senjata. (T/R7/P2)
Baca Juga: Para Menlu Arab dan Turkiye Akan Bertemu di Yordania Bahas Situasi Terkini Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)