Laga Portugal vs Prancis di ajang UEFA Nations League pada Ahad, 15 November 2020, berakhir 0-1. Dalam pertandingan Grup A3 di Lisbon itu, gol pesepakbola muslim N’Golo Kante pada menit ke-54 membawa Prancis unggul.
Dalam pertandingan tersebut, Prancis menguasai bola hingga 51 persen. Mereka juga unggul ketimbang Cristiano Ronaldo cs dalam hal tembakan terarah ke gawang lawan, 7 banding 5.
Prancis sempat memuncaki klasemen dengan nilai 13, unggul 3 poin dari Portugal. Mereka sudah memastikan diri lolos ke semifinal berkat keunggulan head-to-head dari Portugal.
Biografi N’Golo Kante
Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat
N’Golo Kanté adalah seorang pemain sepak bola berkewarganegaraan Prancis yang bermain untuk klub Chelsea. Dia biasa bermain pada posisi gelandang bertahan.
N’Golo Kante merupakan satu dari sekian banyak pemain beragama Islam yang meniti karier di Liga Inggris. Kante juga disebut sebagai pemain sepak bola yang tidak pernah marah dengan ekspresi senyum yang selalu diperlihatkannya.
Pesepakbola kelahiran 29 Maret 1991 di Paris, Perancis saat ini tergabung bersama tim nasional Prancis dan Chelsea F.C. sebagai pemain gelandang dengan nomor punggung 7.
Kanté memulai karier juniornya di klub Boulogne. Sempat pindah ke Caen dan Leicester City sebelum bergabung dengan Chelsea pada tahun 2016.
Baca Juga: Komite Olimpiade Palestina Kecam Pembongkaran Akademi Olahraga di Yerusalem
Beberapa penghargaan yang pernah diterima Kante diantaranya adalah FIFPro World XI dan Pesepak Bola Terbaik Perancis.
N’Golo Kante, Wajah Muslim yang Ramah di Lapangan Sepak Bola
N’Golo Kante meninggi dengan prestasi dan membumi lantaran bersikap rendah hati dengan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang dianutnya.
Sebagai gelandang jangkar, Kante adalah salah satu gelandang terbaik di dunia saat ini. Kepiawaian Kante menjelajah lapangan dan memutus serangan lawan jadi kunci sukses Chelsea menjuarai Liga Inggris dan Prancis jadi juara Piala Dunia 2018.
Baca Juga: Timnas Futsal Putri Indonesia Menang Telak, Raih 7-0 Lawan Myanmar
Salah satu pujian tentang kehebatan Kante digambarkan dengan manis oleh mantan pelatih Leicester City, Claudio Ranieri.
“Kehadiran N’Golo Kante di tim membuat kami memiliki 12 pemain. Kami berhasil melakukannya dan wasit tidak pernah bisa menghitung dengan benar berapa jumlah pemain kami di lapangan,” kata Ranieri dikutip dari Daily Star.
Sejak melejit usai mengantarkan Leicester City juara Liga Inggris, Kante tidak pernah menunjukkan perubahan sikap drastis sebagai seorang bintang.
Kante bahkan masih menjalin hubungan dengan pelatih JS Suresnes, klub tempat Kante mengawali karier sebagai pemain junior. Kante tetap jadi pribadi yang ramah dan membumi.
Baca Juga: Timnas Indonesia Bantai Arab Saudi 2-0 di Kualifikasi Piala Dunia
Salah satu contohnya adalah sosok Kante yang lebih sering tertangkap kamera mengumbar senyum. Banyak pihak meyakini bahwa ekspresi senyum Kante adalah satu-satunya ekspresi yang dimiliki Kante karena ia tidak pernah marah.
“Kami beruntung bisa bermain sepak bola untuk menghidupi diri kami. Bagi saya, hal itulah yang memang ingin saya lakukan. Untuk bisa mencapai level ini, tentu berkat berkah dari Allah.”
“Jutaan orang di luar sana ingin mendapat kesempatan untuk melakukan pekerjaan seperti yang kami lakukan. Itulah alasan saya berusaha untuk maksimal di tiap kesempatan,” ucap Kante dikutip dari Mirror.
Kante tidak hanya bersikap ramah sebagai pemain sepak bola di lapangan hijau karena ia menunjukkan hal itu dalam keseharian. Kante pernah diajak berfoto bersama penggemar Arsenal dan suporter ‘The Gunners’ tersebut mengaku kecewa kalah dari Chelsea.
Baca Juga: Fajar/Rian Juara Kumamoto Masters 2024
Kante merespons dan hal itu dengan meminta maaf atas kekalahan yang diderita Arsenal. Ia juga menolak untuk memalsukan laporan penghasilan demi pengeluaran pajak yang lebih kecil.
“Saya tidak terlalu mengikuti cerita itu, namun saya tak terkejut karena dia adalah N’Golo Kante. Dia sempurna dan tidak pernah curang, kecuali ketika bermain kartu uno,” tutur rekan setim Kante di timnas Prancis, Blaise Matuidi.
Cerita paling unik dari Kante soal sikap rendah hati tentu adalah saat ia ketinggalan kereta menuju Paris setelah membela Chelsea lawan Cardiff City. Kante lalu pergi ke masjid dan bertemu fans Arsenal bernama Badlur Rahman Jalil.
Badlur mengajak Kante berkunjung ke rumahnya. Badlur awalnya menduga Kante akan menolak dengan sopan namun ternyata Kante bersedia bertamu ke rumahnya.
Baca Juga: Fahmi Tatap Peluang ke Turkiye Usai Top Skor Panahan Internasional di Temboro
“Norma itu ada di Islam, yaitu mengajak tamu ke rumah untuk makan malam, jadi saya mengundangnya,” ucap Badlur seperti dikutip dari talksport.
Jasa Pemain Muslim Antar Prancis Juara Piala Dunia
Keberhasilan timnas Prancis meraih trofi Piala Dunia 1998 dan 2018 tak terlepas dari jasa para pemain muslim. Sepak bola Prancis mengalami revolusi sejak membuka lebar-lebar kesempatan kepada pemain imigran masuk akademi yang marak dibangun sejak 1972.
Namun, Les Bleus baru menuai keberhasilan di Piala Dunia 1998. Penampilan impresif Zinedine Zidane di sepanjang turnamen jadi salah satu momen yang tak terlupakan.
Baca Juga: Kalah 4-0 Atas Jepang, Timnas Indonesia Jadi Juru Kunci
Aksi menawan Zidane menuai banyak pujian. Namanya paling disorot berkat dua gol kemenangan Prancis saat mengalahkan Brasil 3-0 di partai final.
Zidane menjadi salah satu pemain imigran yang tergabung di skuad Prancis kala itu. Ia tercatat sebagai satu-satunya imigran muslim di skuad 1998. Ini membuktikan persatuan ras di Prancis bisa menghadirkan prestasi.
Keragaman skuad Prancis berlanjut hingga sukses juara Piala Dunia 2018. Tercatat ada 15 pemain di skuat Prancis dalam Piala Dunia 2018 yang lahir dari rahim seorang imigran.
Sementara tujuh pemain imigran di antaranya memeluk agama islam. Mereka adalah Paul Pogba, Ousmane Dembele, N’Golo Kante, Adil Rami, Djibril Sidibe, Benjamin Mendy, dan Nabil Fekir.
Baca Juga: Laga Besiktas Turkiye Lawan Maccabi Israel Pindah ke Hungaria
Prancis menjadi juara Piala Dunia 1998 dan 2018, runner-up edisi 2006, serta juara Piala Eropa (Euro) 1984 dan 2000 tak lepas dari peran penting para pemain muslim.
Ketika untuk kedua kalinya menjadi juara Piala Dunia 2 tahun lalu di Rusia, Prancis juga diperkuat sejumlah pemain muslim. Mereka adalah Paul Pogba, Ousmane Dembele, Adil Rami, N’Golo Kante, Nabil Fekir, dan Djibril Sidibe. (A/R11/P1)
Sumber: dari berbagai sumber.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pesan Kapten Timnas Indonesia Jelang Lawan Jepang dan Arab Saudi