Jakarta, MINA – Rencana Amerika Serikat (AS) untuk tetap melakukan pemindahan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem (Al-Quds) akan meningkatkan eskalasi konflik antara Israel dan Palestina.
“Bahkan, kengototan Amerika Serikat ini bila dipertahankan akan memicu kemarahan mayoritas warga dunia,” ujar anggota legislatif dari FPKS Ledia Hanifa Amaliah kepada MINA.
Ledia mengingatkan, mayoritas negara-negara dunia (128 negara) mewakili 75% anggota PBB dalam sidang darurat Majelis Umum PBB akhir Desember 2017 lalu telah menolak rencana Amerika Serikat itu. Demonstrasi menentang rencana tersebut berlangsung di berbagai negara.
Menurutnya, penolakan demi penolakan muncul termasuk dari Partai Keadilan Sejahtera yang pada 13 Desember 2017 menyampaikan surat khusus kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, via Kedubes AS di Jakarta
Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”
“Sayang pemerintah AS nampaknya masih mengabaikan penolakan mayoritas warga dunia ini dengan tetap merencanaka pemindahan kedubesnya akhir pekan ini. Karena itulah kami, dari PKS sekali lagi mengajukan surat penolakan terhadap rencana pemindahan Kedube AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem (Al-Quds) kepada Pemerintah AS melalui perwakilannya di Kedutaan Besar AS di Jakarta,” kata Ledia usai ikut mewakili penyerahan surat ke Kedubes AS di Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu siang (9/2).
Lebih lanjut Ledia menjelaskan tanpa memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem saja Israel sudah melanggar banyak resolusi PBB, mengorbankan banyak penduduk serta merusak situs kultural historis yang sudah ditetapkan UNESCO.
Keputusan pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem akan menjadi sebuah pengakuan resmi akan kependudukan Israel atas negara Palestina dan akan disertai dengan migrasi penduduk Israel ke Yerusalem.
PKS menilai keputusan ini adalah bentuk arogansi dari Presiden Trump dan berpotensi mendorong provokasi pada beberapa hal: Pertama, penduduk Palestina yang berada di Yerusalem akan teralienasi. Kedua, menjadi penguat bagi rencana zionis Israel meruntuhkan Masjidil Al-Aqsa. Ketiga, langkah ini akan membuka gelombang arus migrasi Yahudi global ke wilayah Palestina dan berpotensi meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Apalagi jika disertai dengan berbagai pembangunan.
Baca Juga: Puluhan WNI dari Suriah Tiba di Tanah Air
“Karena itu kami meminta kepada Presiden Trump untuk membatalkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem (Al-Quds) ini dan menghormati keputusan pemungutan suara pada sidang darurat Majelis Umum PBB akhir Desember 2017 lalu,” ujar anggota FPKS itu.
Penyerahan surat kepada Presiden Trump via Kedubes AS di Jakarta ini dilakukan Hidayat Nur Wahid sebagai Wakil Ketua Majelis Syuro DPP PKS, Ketua BPPLN Sukamta, Ketua Bidang Humas Ledia Hanifa Amaliah, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Aboe Bakar Al Habsyi, dan Ketua Kaukus Parlemen untuk Al-Aqsa Rofi Munawar.(L/R01/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menag Sayangkan Banyak yang Ngaku Ulama tapi Minim Pengetahuan