Nigeria-300x169.jpg" alt="" width="300" height="169" />Lagos, Nigeria, MINA – Nigeria mengutuk “pembersihan etnis” di Myanmar, dan mengharapkan PBB meminta Pemerintah Myanmar melaksanakan prinsip “tanggung jawab untuk melindungi” dalam operasi militer yang menyebabkan ratusan ribu Muslim Rohingya menjadi korban termasuk melarikan diri ke negara lain.
“Pemerintah Federal Nigeria mengutuk penderitaan manusia yang menghebohkan yang disebabkan oleh apa yang sekarang dikonfirmasi oleh Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam pernyataannya sebagai ‘contoh buku teks tentang pembersihan etnis’ orang Rohingya,” kata pemerintah Nigeria dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (12/9), demikian Anadolu Agency yang dikutip MINA.
Pemerintah Nigeria mengatakan bahwa situasi di Myanmar adalah “kenang-kenangan” tentang apa yang terjadi di Rwanda dan Bosnia di mana tindakan genosida dilakukan, masing-masing pada tahun 1994 dan 1995.
Nigeria mendesak negara-negara anggota PBB untuk mengutuk pertumpahan darah di Myanmar dan bergabung dalam usaha untuk mengakhiri kekerasan dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi kembalinya ratusan pengungsi Rohingya yang damai dan aman.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Diperkirakan 370.000 Muslim Rohingya telah meninggalkan Myanmar sejak 25 Agustus, menurut PBB.
Para pengungsi tersebut melarikan diri dari operasi keamanan baru di mana mereka mengatakan bahwa pasukan keamanan dan gerombolan orang-orang Budha telah membunuh pria, wanita dan anak-anak, menjarah rumah dan membakar desa Rohingya.
Menurut Bangladesh, sekitar 3.000 orang Rohingya tewas dalam tindakan keras tersebut. (T/R13/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20