Lagos, MINA – Pemerintah Nigeria menandatangani perjanjian Kawasan Perdagangan Bebas Benua Afrika (AfCFTA) pada Ahad (7/7).
Presiden Muhammadu Buhari menandatangani kesepakatan di Niamey, ibu kota Niger, pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Afrika.
“Presiden Buhari menandatangani AfCFTA untuk Nigeria pada KTT Luar Biasa UA ke-12 di Niamey, Niger,” cuit Kementerian Perdagangan Nigeria di Twitter, demikian Anadolu Agency melaporkan.
Kesepakatan itu terhenti selama berbulan-bulan dengan ketidakpastian tentang komitmen kekuatan politik untuk lebih mengintegrasikan benua.
Baca Juga: Media Asing: Militan Sudan Membantai Warga Desa, 200 Lebih Tewas
Mulai efektif pada pekan, kesepakatan tersebut akan memungkinkan para pedagang di seluruh Afrika untuk menggunakan perjanjian perdagangan preferensial yang ditawarkan oleh AfCFTA.
Transaksi perdagangan akan dilakukan di antara negara-negara anggota yang meratifikasi perjanjian.
Penandatanganan perjanjian Nigeria dianggap penting bagi keberhasilan perjanjian, sebagian besar karena ukuran ekonomi dan bobot politiknya di benua itu.
Negara itu telah lama menolak tekanan untuk menandatangani kesepakatan itu, dengan alasan perlunya berkonsultasi secara luas dengan warga dan komunitas bisnis yang menurut presiden mungkin akan terpengaruh.
Baca Juga: PBB Tuduh Paramiliter Sudan Halangi Bantuan untuk Darfur
Benin juga menandatangani perjanjian bersama Nigeria dalam langkah signifikan untuk meningkatkan hubungan simbiosis mereka.
Sementara itu, Eritrea menjadi satu-satunya negara Afrika yang belum menandatangani perjanjian dari total 55 negara.
Uni Afrika memuji penandatanganan perjanjian tersebut, mengatakan akan menciptakan area perdagangan bebas terbesar di dunia, selain menawarkan peluang kerja bagi masyarakat.
Penandatanganan dilakukan di sela-sela peluncuran fase operasional AfCFTA, lebih dari sebulan setelah wilayah perdagangan bebas mulai berlaku pada 30 Mei menyusul 22 ratifikasi yang menjadi syarat minimum.
Baca Juga: MSF: Separuh Penduduk Sudan Hadapi Kekurangan Pangan
Sebanyak 26 negara Afrika telah mengumpulkan instrumen ratifikasi sejauh ini, dengan Gabon menjadi yang terbaru.
“Hari ini 7 Juli 2019, akan dikenang sebagai hari di mana Afrika mencapai tonggak bersejarah yang menyatukan Afrika untuk kemakmuran kolektif, perdamaian dan harmoni,” kata Uni Afrika dalam sebuah pernyataan. (T/R03/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Aljazair Siap Normalisasi Hubungan dengan Israel tapi Pakai Syarat