DI TENGAH gemuruh kehidupan modern yang serba cepat, ada sosok yang tetap teguh berdiri di garda depan, mengabdikan hidupnya untuk menegakkan keadilan dan menyebarkan pesan-pesan kebenaran.
Dialah Nikun Priyono, seorang yang berasal dari desa yang berhasil menapaki tangga kesuksesan sebagai ahli hukum agama, hakim, hingga akhirnya diangkat menjadi Ketua Pengadilan Agama di Banyumas dan Wonosobo, Jawa Tengah.
Namun, lebih dari sekadar jabatan resmi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), Nikun adalah seorang dai yang gigih, yang dengan lembut namun penuh ketegasan menyuarakan pentingnya persatuan umat Islam.
Di usianya yang kini menginjak 86 tahun, meski kondisi kesehatannya semakin lemah, semangat dakwahnya tak pernah surut.
Baca Juga: Dr. Mustafa Elmasri Psikiater Gaza Simbol Harapan dan Ketahanan
Ia terus menginspirasi generasi muda untuk tetap konsisten dalam perjuangan dakwah, dengan prinsip hikmah dan humor yang realistis, menyentuh hati siapa pun yang mendengarnya.
Perjalanan Hidup yang Penuh Makna
Nikun Priyono lahir dan besar di Desa Plana, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas yang sederhana. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap ilmu agama.
Kedua orangtuanya yang petani sederhana tapi sangat ditokohkan di kampungnya, menjadi sumber inspirasi utama bagi Nikun.
Baca Juga: Al-Farobi dan Semangat “Toko Gaza” di Semarang
Mereka mengajarkan nilai-nilai kejujuran, kesederhanaan, dan ketekunan, yang kelak menjadi pondasi kuat dalam perjalanan hidupnya.
Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengah, Nikun melanjutkan studinya di bidang hukum agama. Ia tergolong sebagai siswa yang cerdas dan tekun, selalu haus akan ilmu pengetahuan.
Ketekunannya membuahkan hasil ketika ia berhasil lulus diterima sebagai pegawai di Pengadilan Agama. Karirnya sebagai hakim dimulai dari bawah, namun dengan dedikasi dan integritas yang tinggi, ia berhasil menapaki jenjang karir dengan cepat.
Dedikasi Tanpa Batas
Baca Juga: Teungku Peukan, Ulama dan Tokoh Pejuang Aceh
Pada tahun 1980-an, Nikun diangkat sebagai Ketua Pengadilan Agama di Banyumas. Jabatan ini tidak hanya menjadi bukti atas kompetensinya di bidang hukum agama, tetapi juga menjadi tanggung jawab besar untuk memastikan keadilan ditegakkan bagi masyarakat.
Selama menjabat, Nikun dikenal sebagai sosok yang adil, bijaksana, dan rendah hati. Ia selalu mendengarkan keluhan masyarakat dengan penuh empati, dan keputusannya selalu didasarkan pada prinsip keadilan yang berlandaskan hukum agama.
Tak lama setelah sukses memimpin Pengadilan Agama di Banyumas, Nikun dipindahtugaskan ke Wonosobo untuk menjabat sebagai Ketua Pengadilan Agama di sana.
Di Wonosobo, ia kembali menunjukkan dedikasinya yang luar biasa. Ia tidak hanya fokus pada tugas-tugas administratif, tetapi juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial dan keagamaan di masyarakat.
Baca Juga: Ariel Sharon: Algojo Zionis dan Dalang Pembantaian Sabra-Shatila
Ia sering diundang untuk memberikan ceramah dan tausiyah, di mana ia menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya persatuan umat Islam.
Dakwah yang Menyentuh Hati, Hikmah dan Humor yang Realistis
Meski sibuk dengan tugas-tugasnya sebagai seorang hakim, Nikun tidak pernah melupakan panggilan hatinya sebagai seorang dai.
Ia aktif berdakwah di berbagai masjid dan majelis taklim. Gaya dakwahnya yang khas, yaitu lembut namun penuh ketegasan, membuatnya disukai oleh banyak kalangan.
Baca Juga: Abu Haji Salim Mahmudi Lamno, Ulama Aceh ahli Tasauf
Ia selalu menyampaikan pesan-pesan agama dengan cara yang mudah dipahami, diselingi dengan humor yang realistis, sehingga membuat jamaahnya tidak hanya terhibur tetapi juga terinspirasi.
Salah satu prinsip utama dalam dakwah Nikun adalah hikmah, yaitu menyampaikan kebenaran dengan cara yang bijaksana dan sesuai dengan kondisi pendengarnya. Ia percaya bahwa dakwah bukan hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi juga tentang bagaimana pesan tersebut diterima dan dipahami oleh orang lain.
Karena itu, ia selalu berusaha untuk memahami latar belakang dan kebutuhan jamaahnya, sehingga pesan-pesan yang disampaikannya benar-benar menyentuh hati.
Pertemuan dengan Wali Al Fatah, Sinergi untuk Persatuan Umat
Baca Juga: Abu Tumin, Ulama Kharismatik Aceh
Dalam perjalanan dakwahnya, Nikun pernah dipertemukan dengan tokoh nasional Wali Al Fatah, seorang ulama yang dikenal memperjuangkan upaya persatuan umat Islam.
Pertemuan di tahun 1960-an ini menjadi momen penting dalam hidup Nikun, karena ia merasa menemukan sosok yang sejalan dengan visi dan misinya dalam berdakwah.
Wali Al Fatah mengajarkan pentingnya persatuan umat Islam, dan hal ini sangat mempengaruhi cara pandang Nikun dalam menyampaikan dakwahnya. Bahkan Nikun berjanji setia pada Wali Al Fatah untuk mewujudkan persatuan umat Islam.
Sejak itu, Nikun semakin fokus pada upaya-upaya untuk mewujudkan persatuan umat Islam. Ia selalu mengajak umat Islam untuk menghindari perpecahan dan selalu menjaga ukhuwah islamiyah.
Baca Juga: James Balfour, Arsitek Kejahatan Politik yang Membawa Sengsara Tanah Palestina
Ia juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mempererat hubungan antarumat beragama, dengan prinsip bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, yaitu membawa rahmat bagi seluruh alam.
Pesan untuk Generasi Muda: Tetap Konsisten dalam Dakwah
Di usianya yang kini menginjak 86 tahun, kondisi kesehatan Nikun semakin menurun. Namun, semangat dakwahnya tidak pernah surut.
Ia tetap aktif memberikan nasehat dan tausiyah, meski harus dilakukan dengan duduk di kursi atau bahkan sambil berbaring. Dalam setiap kesempatan, ia selalu berpesan kepada generasi muda untuk tidak kendor dalam berdakwah.
Baca Juga: Wilhelmi Massay, Relawan Tanzania, Masuk Islam Setelah Menyaksikan Genosida di Gaza
Ia mengingatkan bahwa dakwah adalah tanggung jawab setiap muslim, dan bahwa perjuangan untuk menyampaikan kebenaran tidak akan pernah mudah.
“Suka duka dalam dakwah itu pasti ada,” kata Nikun saat dikunjungi MINA. “Dukanya adalah ketika kebenaran yang kita sampaikan tidak sesuai dengan keinginan banyak orang. Tapi sukanya adalah ketika kita merasa di-backup atau ditolong oleh Allah SWT.
Itulah yang membuat kita tetap semangat, karena kita tahu bahwa Allah selalu bersama kita.”
Inspirasi yang Tak Pernah Padam
Baca Juga: Abu Tanjong Bungong Ulama Ahli Falak Aceh
Nikun Priyono adalah sosok yang langka. Ia tidak hanya berhasil menegakkan keadilan sebagai seorang hakim, tetapi juga menjadi lentera dakwah yang menyinari hati banyak orang.
Dengan gaya dakwahnya yang hikmah dan penuh humor, ia berhasil menyentuh hati siapa pun yang mendengarnya. Di usianya yang semakin senja, ia tetap teguh pada prinsip-prinsipnya, dan terus menginspirasi generasi muda untuk tetap konsisten dalam perjuangan dakwah.
Warisan terbesar Nikun bukanlah jabatan atau gelar yang pernah ia sandang, tetapi semangatnya yang tak pernah padam untuk menegakkan kebenaran dan mewujudkan persatuan umat.
Ia adalah bukti nyata bahwa dengan ketekunan, integritas, dan keikhlasan, seorang anak kampung bisa menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang.
Baca Juga: Sejarah Kelam David Ben-Gurion: Zionisme, Penjajahan, dan Penderitaan Palestina
Nikun Priyono, sang hakim dan dai, akan tetap hidup sebagai inspirasi bagi kita semua, membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus berkontribusi bagi umat dan agama. []
Mi’raj News Agency (MINA)