Nilai Rokok Haram, Erdogan Larang Perizinan Perusahaan Vape di Turki

Ankara, MINA – Presiden Recep Tayyip menilai rokok di dalam Islam, karenanya ia tidak akan pernah mengizinkan perusahaan rokok elektronik untuk memproduksi produk mereka di Turki. Sebagai solusi bagi para perokok, ia mendesak orang Turki untuk minum teh.

Berbicara di sebuah acara yang melarang merokok di Istanbul pada Ahad (20/10), Erdogan mengatakan, dia telah memerintahkan Menteri Perdagangan agar tidak pernah mengizinkan e-rokok di Turki, demikian channelnewsasia.com melaporkan yang dikutip MINA, Selasa (22/10).

“Saya tidak membuat banyak saran, tetapi sebagai seorang presiden, saya mengatakan kepada orang-orang yang saya cintai bahwa ini adalah haram (dilarang dalam Islam),” ujarnya.

Erdogan mengatakan bahwa perusahaan tembakau menjadi kaya dengan meracuni orang.

“Mereka meminta kami tempat dan izin untuk memproduksi ini (rokok elektronik). Kami tidak memberikannya dan kami tidak akan melakukannya,” katanya.

“Mereka ingin berinvestasi di Turki. Pergi dan lakukan investasi Anda di tempat lain,” tambah Erdogan.

Sekitar 27 persen persen dari total populasi Turki berusia di atas 15 yang merokok pada tahun 2016, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia, data itu turun dari sekitar 31 persen pada tahun 2010, dengan laki-laki merupakan mayoritas perokok.

Meskipun vaping tidak ilegal di Turki, membeli atau mendistribusikan e-rokok adalah hal yang ilegal. Namun demikian, banyak orang membeli e-rokok melalui distributor online, yang juga menyediakan cairan untuk dimasukkan ke dalam mesin.

Erdogan, seorang Muslim saleh yang dikenal karena tidak suka alkohol dan rokok, ia sering mendesak orang Turki untuk berhenti merokok dan minum alkohol.

Pada 2013, pemerintahnya melarang semua iklan, promosi, dan sponsor alkohol dan produk tembakau di Turki. Produk-produk seperti itu sebelumnya sering ditayangkan di acara televisi.

“Mari kita letakkan rokok dan minum teh Rize kita,” kata Erdogan, merujuk pada teh dari kota asalnya di wilayah Laut Hitam.

Vaping, yang secara luas dipandang sebagai alternatif yang lebih aman daripada merokok, sebagian besar tidak diatur. Namun, beberapa negara termasuk Australia, Brasil, India, dan Jepang baru-baru ini melarang atau membatasi aspek-aspek pasar rokok elektronik, sementara Amerika Serikat telah mengumumkan rencana untuk menghilangkan dari toko-toko. (T/Ais/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.