Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nobar Film Hayya, Solidaritas dari Ponpes Al-Fatah Lampung untuk Palestina

Habib Hizbullah Editor : Rendi Setiawan - Jumat, 26 Juli 2024 - 00:56 WIB

Jumat, 26 Juli 2024 - 00:56 WIB

83 Views

Suasana nonton bareng (nobar) film Hayya, di halaman Masjid An-Nubuwwah, Lampung. (Photo: Habib/MINA)

Tepat Kamis (26/7/2024) malam, suasana di halaman Masjid An-Nubuwwah, Komplek Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah, Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, begitu hidup.

Ratusan pasang mata memandang ke satu arah, menonton pemutaran film bertema Palestina berjudul “Hayya” karya Jastis Arimba. Film ini diputar oleh Aqsa Working Group (AWG) Biro Lampung sebagai bagian dari rangkaian acara Festival Muharram 1446 H.

Awalnya, saya mengira hanya para santri yang akan menonton film ini, karena mereka yang diwajibkan. Namun, ternyata antusiasme datang dari berbagai kalangan. Orang tua, kakek-nenek, bahkan seorang ibu yang menggendong balitanya turut hadir. Semua berkumpul untuk menonton film yang diadakan oleh lembaga kepalestinaan, AWG.

Palestina selalu menjadi tema utama Festival Muharram 1446 H yang digelar AWG di berbagai wilayah di Indonesia. Meski bertahun-tahun mengangkat isu yang sama, perhatian terhadap Palestina tak pernah surut. Penjajahan yang masih berlangsung membuat Palestina tetap menjadi fokus utama.

Baca Juga: Selamat Datang Implementasi Wajib Sertifikat Halal

Seperti layar tancap di tahun 90-an, sebuah proyektor mengirimkan cahaya ke dinding di tengah gelapnya malam. Ratusan pasang mata fokus pada cahaya yang menampilkan film yang terkadang membuat terharu dan di momen lain, mengundang gelak tawa.

“Hayya” adalah sekuel dari “212: The Power of Love” yang dirilis pada tahun 2018. Film ini menceritakan kisah pilu seorang anak Palestina bernama Hayya yang kehilangan keluarganya dalam serangan brutal oleh pendudukan zionis Israel. Hayya kemudian dibawa ke Indonesia oleh dua relawan dengan cara yang tidak sesuai undang-undang, dimasukkan ke dalam koper agar tidak terdeteksi oleh pihak keamanan di Palestina.

Di antara penonton, perhatian saya tertuju pada tiga pria paruh baya yang duduk di sebuah bangku sempit di seberang jalan. Mereka tampak sangat antusias, meskipun cuaca dingin dan tiupan angin sayu membuat tubuh bergetar. Mereka tetap duduk di bawah langit malam untuk menonton film ini.

Di sela-sela pemutaran film, panitia melakukan penarikan infak yang akan disalurkan 100 persen kepada warga Palestina oleh AWG Biro Gaza. Semangat perjuangan ini masih ada dan bahkan membara. Masyarakat menunjukkan kepedulian terhadap saudara-saudara di Palestina yang masih kedinginan di dalam tenda sebagai pengungsi di negeri mereka sendiri.

Baca Juga: Zionis Terus Nodai Masjidil Aqsa di Tengah Perang

Saya, dan kita semua di sini, mewakili rakyat Indonesia, akan terus berkomitmen untuk membela hak-hak warga Palestina yang sah. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan dan ketabahan kepada saudara-saudara kita di Palestina, dan InsyaAllah, kemerdekaan akan segera terwujud atas izin-Nya.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: AS Katanya Penegak HAM, Tapi Mendukung Pelanggar HAM

Rekomendasi untuk Anda