Oslo, MINA – Polisi Norwegia telah membuka penyelidikan awal terhadap perusahaan yang berbasis di Bulgaria yang dimiliki oleh warga negara Norwegia terkait dengan ledakan pager di Lebanon.
Tragedi itu menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai lebih dari 3.200 orang dalam dua gelombang ledakan perangkat komunikasi dan radio, media lokal melaporkan, Jumat (20/9).
Kepolisian Distrik Oslo mengumumkan mereka telah meluncurkan penyelidikan terhadap hubungan Norwegia dengan insiden yang terjadi di Lebanon pada hari Selasa dan Rabu. Demikian dikutip dari Anadolu Agency.
“Kami dapat mengonfirmasi bahwa polisi telah meluncurkan penyelidikan awal terhadap informasi yang telah terungkap, dan terus menilai setiap tindakan yang mungkin dilakukan,” kata Manajer Operasional Alexander Osterhaug seperti dikutip oleh penyiar nasional NRK.
Baca Juga: Komunitas Arab di Inggris Desak PM Keir Starmer Hentikan Genosida di Gaza
Menurut laporan media, perusahaan milik warga negara Norwegia tersebut terdaftar di ibu kota Bulgaria, Sofia.
Sejauh ini, petunjuk kasus tersebut mengarah ke Taiwan, Hongaria, Bulgaria, dan, sekarang Norwegia.
Awal pekan ini, sebuah laporan berita Hungaria menyatakan Norta Global yang berkantor pusat di Sofia terlibat dalam penjualan pager kepada kelompok Hezbollah yang berkantor pusat di Lebanon.
Namun, badan kontraintelijen Bulgaria, DANS, tidak menemukan hubungan antara negara tersebut dan ledakan perangkat komunikasi nirkabel baru-baru ini di Lebanon dan Suriah.
Baca Juga: Di KTT G20 Brasil, Erdogan Tegaskan Pentingnya Gencatan Senjata di Gaza
Baik Hezbollah maupun pemerintah Lebanon menyalahkan Israel atas ledakan yang direncanakan dengan baik tersebut.
Sejauh ini, Israel belum menanggapi serangan mematikan tersebut. Bahkan, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjauhkan diri dari unggahan di X oleh penasihatnya Topaz Luk, yang mengisyaratkan Tel Aviv bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Beberapa negara mengutuk ledakan pager dan menyatakan solidaritas dengan Lebanon, sementara organisasi hak asasi manusia internasional, termasuk Human Rights Watch, memperingatkan bahwa serangan tersebut membahayakan nyawa warga sipil dan melanggar hukum masa perang.
Ledakan massal pager terjadi di tengah saling serang lintas batas antara Hezbollah dan Israel dengan latar belakang serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.300 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 95.000 orang lainnya setelah serangan Hamas Oktober lalu.
Baca Juga: AS Sanksi Organisasi dan Perusahaan Israel Pendukung Kolonialisme
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide menyerukan agar semua pihak menahan diri. “Saya menyampaikan simpati yang tulus kepada warga sipil di Lebanon dan di seluruh wilayah yang sekarang hidup dalam ketakutan.”
“Saya menyerukan kepada semua pihak untuk menunjukkan pengendalian diri yang maksimal,” tulisnya di X
Pada Kamis malam, Israel mengebom target-target baru di Lebanon dalam serangan paling intensif di negara itu sejak perang Gaza pecah.
“Apa yang terjadi adalah ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional,” kata Eide kepada NRK.
Baca Juga: Turkiye Konfirmasi Tolak Akses Wilayah Udara untuk Presiden Israel
“Sekarang para pemimpin Israel mengatakan dengan cukup jelas bahwa mereka ingin mengalihkan perang ke Lebanon. Maka kita akan mendapatkan eskalasi yang telah lama kita takuti,” tegasnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata