Jakarta, MINA – Komite Keamanan Nasional (NSC) Republik Islam Pakistan menggelar pertemuan penting yang dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Muhammad Shehbaz Sharif, membahas situasi terbaru di perbatasan menyusul serangan militer India ke wilayah kedaulatan Pakistan. NSC menyebut, serangan India ke wilayah Pakistan sebagai tindakan perang.
NSC mengecam keras serangan terkoordinasi yang dilancarkan Angkatan Bersenjata India pada malam 6 hingga 7 yang menyasar berbagai wilayah termasuk Sialkot, Shakargarh, Muridke, dan Bahawalpur di Provinsi Punjab, serta Muzaffarabad di kashmir/">Azad Jammu dan Kashmir. Serangan tersebut menggunakan rudal, pesawat tempur dan drone, dengan secara sengaja menargetkan wilayah sipil.
“India melancarkan agresi militer dengan dalih palsu keberadaan kamp teroris imajiner, yang berujung pada gugurnya warga sipil tak berdosa termasuk wanita dan anak-anak, serta merusak infrastruktur sipil seperti masjid,” demikian pernyataan resmi Kedutaan Besar Pakistan untuk Indonesia, Kamis (8/5).
Serangan itu juga dinilai membahayakan penerbangan komersial dari negara-negara Teluk yang melintasi wilayah udara Pakistan, serta menargetkan fasilitas vital seperti Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Neelum-Jhelum yang mrupakan pelanggaran serius terhadap konvensi internasional.
Baca Juga: Pakistan Tegaskan Tak Ada Kamp Teroris di Wilayahnya
NSC menegaskan tindakan India merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Pakistan, yang masuk kategori tindakan perang berdasarkan hukum internasional.
“Penargetan warga sipil secara sengaja adalah kejahatan keji yang melanggar norma kemanusiaan dan ketentuan hukum internasional,” tegas pernyataan tersebut.
NSC menyerukan kepada masyarakat Internasional untuk menyadari keseriusan tindakan ilegal India yang tidak beralasan dan menuntut agar India bertanggung jawab atas pelanggaran terang-terangan terhadap norma dan hukum Internasinal.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Kamis Ini Berawan Hingga Hujan Ringan