Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA
Ramadhan telah usai sepekan lalu. Idul Fitri pun kita bertemu. Saatnya umat Islam saling berbagi rasa rindu. Setelah dua tahun pandemi seolah membelenggu.
Kita pun saling mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah. Mohon Maaf Lahir dan Batin pun kita ungkapkan dengan sumringah. “Taqabblallah minna waminkum,” semoga amal ibadah kita diterima Allah.
Lebih penting dari itu adalah bahwa hati kita sudah lepas saling memaafkan. Dendam, angkara dan dengki, telah usai diganti saling mengikhlaskan. Karena memang, kita sebagai manusia biasa tak luput dari kekurangan dan kesalahan.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Maka, inilah momentum terbaik untuk kita merajut kembali dan menata ulang hati yang tulus melihat orang lain. Juga hati yang bersih dari segala penyakit hati, seperti buruk sangka, iri, dengki, hasad, senang melihat orang susah, atau susah melihat orang senang,
Kemudian mengganti semua itu dengan memaafkan orang lain atau kita sendiri yang lebih dahulu meminta maaf kepada sesama.
Dengan memaafkan kesalahan orang lain terhadap kita, itu bermakna kita sedang belajar menerima bahwa orang lain bisa saja salah dan gagal dipercaya. Sama seperti diri kita juga, punya hal yang sama sebagai manusia biasa.
Memaafkan memang belum tentu dapat membuat orang lain menjadi lebih baik. Namun paling tidak, itu jelas membuka jalan kebaikan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Dalam hal memaafkan ini, Allah menyebutnya sebagai salah satu sifat dari orang-orang yang bertakwa. Sebagaimana firman-Nya :
وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
Artinya : “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
(yaitu) orang yang berinfak, baik pada waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran/3: 133-134).
Selanjutnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan kita dalam sabdanya :
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
Artinya: “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
Pada hadits lain disebutkan akan janji surga Allah bagi mereka yang memaafkan orang yang mendzaliminya :
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُشْرَفَ لَهُ الْبُنْيَانُ ، وَتُرْفَعَ لَهُ الدَّرَجَاتُ فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهُ ، وَلْيُعْطِ مَنْ حَرَمَهُ ، وَلْيَصِلْ مَنْ قَطَعَهُ ”
Artinya: “Barangsiapa yang ingin dibangunkan baginya bangunan di surga, hendaknya ia memaafkan orang yang menzaliminya, memberi orang yang bakhil kepadanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya.” (HR Ath-Thabrani dari Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu ‘Anhu).
Sungguh memaafkan itu, baik meminta maaf atau memberi maaf, memang bukan perkara yang mudah, terasa berat di hati. Namun juga bukan hal yang mustahil. Kalau kita mau mencobanya, dengan iman dan pengharapan akan karunia Allah. Insya-Allah akan menjadi mudah, tanpa beban lagi.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Semoga nuansa Idul Fitri tahun ini dapat melapangkan hati kita untuk menjadi orang-orang yang siap meminta maaf dan bersedia memberikan maaf orang lain. Aamiin. (A/RS2/P1 )
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang