Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nuansa Islam Kental di Final Liga Champions 2018

Rudi Hendrik - Ahad, 27 Mei 2018 - 16:42 WIB

Ahad, 27 Mei 2018 - 16:42 WIB

3 Views

Pemain Real Madrid Gareth Bale lakukan tendangan salto ke gawang Liverpool pada laga Final Liga Champions 2018 di Kiev, Ukraina, Sabtu, 26 Mei. (Foto: Twitter/@ptajoe)

Oleh Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj News Agency (MINA)

 

Final Liga Champions 2018 di Stadion NSC Olimpiskiy, Kiev, Ukraina pada Sabtu (26/5) malam waktu Eropa, telah berlalu.

Klub raksasa Real Madrid asal Spanyol tampil sebagai kampium di kompetisi sepak bola terakbar di Benua Biru itu, setelah mengalahkan Liverpool asal Inggris dengan skor 3-1.

Baca Juga: Memilih Pemimpin dalam Islam

Dari beragam kejutan yang tercipta selama laga menepis berbagai analisa para pengamat lapangan hijau. Final Liga Champions tahun ini memberikan nuansa Islam yang kental.

Nuansa Islamnya bahwa laga itu dilakukan di saat umat Islam dunia menjalani ibadah puasa Ramadhan.

Real Madrid dan Liverpool sama-sama memiliki pemain beragama Islam yang berlaga di final.

Kendati demikian, sebelum pertandingan, pamor kebintangan Mohamed Salah sebagai pemain Muslim di Liverpool lebih disorot oleh media, fans dan warga Muslim dunia.

Baca Juga: Saat Dua Syaikh Palestina Ziarah ke Makam Imaam Muhyiddin Hamidy

Di hari-hari menjelang final, puasa pemain asal Mesir yang dikenal sebagai Muslim yang rendah hati dan rajin ke masjid tersebut, menjadi sorotan utama. Pertanyaan utama yang muncul adalah “apakah Salah berpuasa atau tidak menjelang laga final”.

Banyak orang yang meyakini bahwa puasa pemain Muslim yang berlaga akan mempengaruhi penampilan puncak mereka saat bermain.

Bermodal tiga pemain Muslim: Mohamed Salah, Sadio Mane dan Emre Can, Liverpool berlaga di Kiev.

Kejutan terjadi ketika laga berlangsung. Salah harus ditarik ke luar lapangan setelah mengalami cedera bahu kiri yang serius usai berduel dengan Sergio Ramos.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-12] Tinggalkan yang Tidak Bermanfaat

Ketika Salah cedera, berakhirlah kisah suksesnya di Liga Champions di tahun ini.

Namun, gol pertama yang tercipta dari laga tersebut dibuat oleh pemain Muslim lainnya, yaitu Karim Benzema Real Madrid di menit 50.

Benzema dikenal sebagai Muslim yang taat dan berbakti kepada orangtuanya. Ia mengandalkan doa ibunya untuk mencapai cita-citanya berlabuh di Santiago Bernabeu, stadion milik Madrid.

Ia juga seorang pemain yang membudayakan berdoa di pinggir lapangan sebelum pertandingan dimulai.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-11] Ragu-ragu Mundur!

Pelatih Real Madrid FC Zinedine Zidane mengangkat piala Liga Champions. (Foto: dok. Liputan6.com)

Pemain Muslim di Liverpool pun tidak mau ketinggalan. Sadio Mane (25), pemain Muslim asal Senegal turut menyumbang gol di Final Liga Champions 2018. Selang 4 menit usai gol Benzema, Mane menyamakan kedudukan 1-1.

Gol Mane menjadi satu-satunya gol yang dipersembahkan untuk klubnya di pertandingan tersebut.

Mane juga memberi nuansa Islam yang kental. Usai mencetak gol, di sela-sela selebrasinya ia menyempatkan melakukan sujud syukur dan menunjuk ke langit dengan kedua tangannya.

Sujud syukur sudah menjadi budaya bagi Mane, Salah dan Emre Can untuk merayakan golnya ke gawang lawan di berbagai pertandingan.

Baca Juga: Muasal Slogan ”Al-Aqsa Haqquna”

Di balik kisah sukses Real Madrid menjuarai Liga Champions untuk ketiga kali berturut-turut, tidak bisa dikesampingkan nama sang pelatih, yaitu legenda Perancis Zinedine Zidane.

Zidane mencatatkan dirinya sebagai pelatih pertama dalam sejarah yang memenangi tiga gelar Liga Champions secara beruntun.

Zidane termasuk tiga manajer yang memenangi Piala Liga Champions sebanyak tiga kali, setelah Bob Paisley dan Carlo Ancelotti.

Zidane sangat lekat dengan kepribadian religius saat menjadi pemain, itupun tidak lepas ketika ia menjadi pelatih.

Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam

Setelah membawa anak asuhnya mendulang segudang prestasi dan trofi kurang dari tiga tahun, Zidane terpilih sebagai salah satu dari 500 Muslim paling berpengaruh di dunia menurut versi MABDA (Pusat Studi Strategis Agama Islam) di Yordania.

Zidane pernah berkata, “Shalat membuat hatiku tenang.”

Pria Perancis itu dikenal sebagai sosok yang rajin melaksanakan shalat.

Di sisi lain dari kisah sukses Real Madrid, salah satu pemainnya, Sergio Ramos justru menuai kecaman dan caci maki dari fans Liverpool dan warga Muslim Mesir.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal

Warga Mesir marah sebab cedera yang diderita Mohamed Salah.

Fans Salah menuding Ramos sengaja membuat Salah cedera saat pertandingan di Kiev.

Cedera parah Salah mengancam penampilannya di timnas Mesir saat berlaga di Piala Dunia 2018 di Rusia pada Juni mendatang. Terlebih Manajer Liverpool Juergen Klopp meragukan Salah akan bisa bermain di Piala Dunia 2018.

Sementara di sisi lain, Federasi Sepakbola Mesir (EFA) merasa lebih yakin dengan peluang Salah pulih pada waktunya untuk memimpin Mesir di Piala Dunia 2018.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan

Kemarahan warga Mesir dan fans Liverpool diungkapkan melalui media sosial. Bahkan seorang warganet Mesir mengajak fans untuk membunuh Ramos yang dituding sebagai pemain kotor di lapangan.

Salah telah menjadi pemain kunci dari kesusksesan timnas Mesir untuk lolos ke Rusia.

Setelah Final Liga Champions 2018 kental dengan nuansa Islamnya, dapatkah ajang sepak bola paling bergensi sejagad, Piala Dunia 2018 di Rusia, diwarnai dengan nuansa Islam yang kental pula?

Tahun ini, untuk pertama kalinya, empat negara Arab lolos ke Piala Dunia. Mereka adalah Arab Saudi, Mesir, Tunisia, dan Maroko.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Pemain bintang Muslim pun bertabur di negara-negara Eropa seperti Jerman dan Perancis. Sementara Rusia sebagai tuan rumah adalah negara Eropa yang memiliki jumlah penduduk Muslim yang tinggi. (A/RI-1/RS1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
Kolom