Sidoarjo, MINA – Perkembangan era industri 4.0 menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan saat ini, termasuk Pendidikan Islam. Para guru mau tidak mau mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks.
Hal ini dikatakan Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya Nur Syam saat menjadi narasumber pada Workshop Penyusunan Panduan Program GTK Madrasah beberapa waktu lalu di Hotel Swissbell in Sidoarjo.
Menurut Nur Syam, kompleksitas tantangan dimulai ketika era revolusi industri 4.0, yang serba otomatis digital, berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) seperti robot.
“Hal itu akan memangkas tenaga manusia dan menggantinya dengan mesin berperangkat teknologi sangat canggih,” ucap Nur Syam.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
Mengutip pebisnis berkebangsaan Tionghoa Jack Ma, Nur Syam mengatakan, pada 2030 nanti, akan ada 800 juta jenis pekerjaan manusia yang diambil alih oleh robot. “Dan ini merupakan tantangan terbesar kita,” tegasnya.
Sejalan dengan itu, kompetensi guru tidak cukup bila hanya menerapkan proses belajar atau mengajar seperti 200 tahun lalu, di mana guru hanya hadir absen, masuk kelas, tanya jawab, lalu diskusi. Guru ke depan dituntut meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya menyesuaikan perkembangan teknologi yang canggih.
Menurut Nur Syam, kehadiran artificial intelligence (AI) juga tidak untuk dilawan, tapi mencari hal unik yang tidak ada dalam kemampuan kecerdasan buatan tersebut. Salah satunya tentang pemahaman nilai relegius yang tidak ada pada AI.
“Madrasah juga harus mengajarkan dan menghasilkan anak-anak yang kuat dalam tim working dan pendidikan harus berbasis tim work melatih kita siap bekerja sama kedepannya,” jelas Nur Syam.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
“Peran guru dan dosen sangat penting di dalam kehidupan ini. Maka, keberhasilan pendidikan itu sangat tergantung persiapan guru dalam mendidik anak-anaknya, tidak hanya transfer knowlage, melainkan membangun kekuatan pendidikan berkarakter,” pungkas Nur Syam. (R/R05/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru