Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nurhadis : Empat Karakter Pemimpin Muda Pembebas Al-Aqsha

Nur Hadis - Sabtu, 3 Februari 2018 - 02:33 WIB

Sabtu, 3 Februari 2018 - 02:33 WIB

107 Views

Kiri ke kanan, Budiarso/Pembina AWG, Abdullah Mutholib/Waliyyul Imam Lampung, Sapturi/Kepala Desa Negararatu  Natar, Nurhadis/Perwakilan ketua AWG Biro Lampung, Jum’at (2/2) malam, (foto: MINA)

 

Bandar Lampung, MINA – Ada empat karakter pemimpin muda masa depan yang dapat membebaskan Masjid Al-Aqsha, demikian aktivis Kepalestinaan Nurhadis dalam sambutannya mewakili Ketua Aqsa Working Group (AWG) Biro Lampung pada Pendidikan dan Pelatihan Duta Al-Quds yang diadakan AWG di Aula Taman Sains Pertanian, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Jumat, (2/2) malam.

Kriteria pertama menurutnya, mukhlisin, ikhlas dalam berjuang membebaskan Masjid Al-Aqsha.

“Al-Aqsha tidak akan terbebas kalau di hati pembebasnya ada kepentingan lain, harus ikhlas, mukhlis karena Allah semata,” katanya.

Baca Juga: Prof Asrorun Niam: Tujuan Fatwa untuk Kemaslahatan Hakiki

Kriteria kedua yakni, bertakwa kepada Allah. Kalau kita bertakwa, maka Allah akan berikan kita kemenangan.

“Inilah yang dilakukan Sholahuddin Al-Ayyubi saat inspeksi pasukannya, saat menemui pasukannya di tenda sedang bermunajad kepada Allah di malam hari, maka dia katakana dari sinilah awal kemenangan kita,” katanya.

Namun sebaliknya, jika di tenda pasukannya terdapat pasukan yang tidur, bersenda gurau, maka dia katakana dari sinilah bermula kekalahan kita. Maka peran ketakwaan seseorang pemimpin muda sangat penting dalam upaya membebaskan kiblat pertama umat Islam ini.

Sementara, kriteria ke-tiga lanjutnya, yakni rasikhin fil ilmi (luas dalam wawasan). Diperlukan wawasan yang luas agar dapat menjadi pemimpin muda masa depan yang dapat membebaskan Masjid yang berada di Kota Tua Baitul Maqdis ini.

Baca Juga: Israel Perpanjang Penutupan Media Al-Jazeera di Palestina

Dan, kriteria terakhir yakni, qawiyyina fil jismi (kuat dan sehat jasmani). Maka dijaga kesehatan dan kekuatan tubuh dengan berolah raga setiap harinya.

Ia juga mengingatkan, Yahudi yang sangat percaya tahayul dan ramalan-ramalan, meyakini dalam kitab mereka, fenomena Super Blue Blood Moon adalah waktu yang sangat tepat untuk menguasai Masjidil Aqsha.

“Kalau mereka terus menerus berupaya maksimal menguasai Masjid Al-Aqsha untuk didirikan Kuil Yahudi ke-tiga yang mereka sebut Kuil Solomon, maka kita harus lebih maksimal lagi,” ujarnya.(L/dwiki/B01/P1).

 

Baca Juga: Australia, Selandia Baru, dan Kanada Desak Gencatan Senjata di Gaza

Mi’raj News Agency (MINA).

Rekomendasi untuk Anda