Semarang, MINA – Nurokhim, tokoh muslim muda asal Semarang Jawa Tengah, berhasil meraih gelar doktor setelah sukses mempertahankan disertasinya di hadapan tim penguji pada sidang terbuka di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Senin (21/10).
Disertasinya mengangkat isu tentang generasi Z yang tumbuh di era digital dengan berbagai karakteristik khusus seperti phigital (fisik dan digital), hyper-custom, realistis, FOMO (fear of missing out), weconomists, DIY (do it yourself), dan driven.
Namun, Nurokhim menyoroti bahwa meskipun generasi ini memiliki kelebihan, mereka juga rentan mengalami gangguan mental yang berpotensi mengganggu kualitas hidup.
Dalam disertasinya, Nurokhim yang kelahiran Banjarnegara ini mengungkapkan, hampir 28% remaja usia 15-19 tahun, yang termasuk generasi Z, menunjukkan gejala depresi.
Baca Juga: BMKG: Gempa Aceh Akibat Aktivitas Sesar Besar Sumatera Segmen Barat-Andaman
Faktor utama yang memicu masalah ini adalah penggunaan gadget yang berlebihan, yang menyebabkan kecemasan, gangguan perilaku sosial, dan pemikiran yang pragmatis.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, prevalensi gangguan mental di kalangan remaja ini meliputi depresi sebesar 5,3%, kecemasan 26,7%, gangguan stres pasca-trauma 1,8%, masalah perilaku 2,4%, serta gangguan pemusatan perhatian dan/atau hiperaktivitas sebesar 10,6%.
Namun, Nurokhim juga menemukan fenomena menarik di Kota Semarang, di mana banyak generasi Z yang familiar dengan handphone (HP) ternyata mampu menghafal Al-Qur’an (hafidz) hingga 30 juz.
Ini membuktikan bahwa meskipun generasi ini hidup di era digital, mereka tetap mampu mencapai prestasi spiritual yang tinggi.
Baca Juga: BMKG: Cuaca Jakarta Cerah Berawan Selasa Ini
Ia menekankan bahwa kemampuan menghafal Alquran, yang dianggap sulit karena memerlukan ingatan kuat dan disiplin, membuktikan kebenaran firman Allah dalam Al-Qur’an surat al-Qamar/54:17: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”
Penelitian Nurokhim melibatkan observasi terhadap keluarga-keluarga yang memiliki hafidz. Ia menemukan bahwa orang tua sebagai guru pertama dan utama memiliki peran krusial dalam membentuk generasi penghafal Al-Quran.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 52,2% anak-anak dalam studi ini telah menjadi hafidz, sementara 47,8% lainnya masih dalam proses menghafal Alquran.
Nurokhim menyebutkan delapan komponen utama yang mempengaruhi keberhasilan ini, termasuk peran orang tua, target hafalan mutqin (sempurna), pendidikan sejak dalam kandungan, pembiasaan dan keteladanan, tutor sebaya, serta penggunaan media yang sesuai.
Baca Juga: Soal Gizi Anak, Presiden Perlu Optimalkan SDA dan Penciptaan Lapangan Kerja
Di tengah tantangan era digital, Nurrohim menawarkan lima strategi untuk menyiapkan generasi Z sebagai hafidz dalam lingkungan keluarga.
Strategi ini mencakup pembentukan komunitas keluarga yang mendukung, penguatan komunikasi, kolaborasi pembelajaran, pengembangan diri melalui keterlibatan masyarakat, serta pengendalian etos kerja virtual.
Sidang terbuka ini dipimpin oleh Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag. selaku Ketua Sidang dan Penguji, didampingi oleh Dr. H. Nasihun Amin, M.Ag. sebagai Sekretaris Sidang dan Penguji. Selain itu, Nurokhim diuji oleh tim penguji yang terdiri dari: Prof. Dr. H. Nizar, M.Ag. : Ketua Sidang sekaligus Penguji, Dr. H. Nasihun Amin, M.Ag. : Sekretaris Sidang sekaligus Penguji, Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag : Penguji Eksternal dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. H. Nasirudin, M.Ag. : Penguji, Dr. H. Mustopa, M.Ag. : Penguji, Dr. Hj. Lutfiyah, M.S.I. al-Hafizhah : Penguji, Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag. : Promotor sekaligus Penguji, dan Dr. H. Ali Imron, M.Ag. al-Hafizh : Co-Promotor sekaligus Penguji.
Sidang berjalan dengan lancar, dan Nurokhim dinyatakan lulus dengan predikat memuaskan. Temuan dan rekomendasinya diharapkan dapat memberikan kontribusi penting dalam memahami dan mendidik generasi Z, khususnya dalam konteks pendidikan agama di era digital. []
Baca Juga: Legislator Harapkan Prabowo-Gibran Hadirkan Perubahan Signifikan Bagi Bangsa
Mi’raj News Agency (MINA)