New York, MINA – Militer Amerika Serikat (AS) menutupi dua serangan udara berturut-turut terhadap target Islamic State (ISIS), yang menewaskan hingga 64 wanita dan anak-anak di Suriah pada tahun 2019 lalu, The New York Times (NYT) melaporkan pada Sabtu (13/11).
NYT mengungkapkan, pengeboman itu terjadi di dekat kota Baghouz di provinsi timur Suriah, Dayr al-Zawr pada 18 Maret tahun itu, Press TV melaporkan.
Seorang pengacara Angkatan Udara yang hadir di pusat operasi pada saat itu percaya bahwa serangan itu mungkin “kejahatan perang”, kemudian memberi tahu Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan AS dan Komite Angkatan Bersenjata Senat, kata The Times.
Namun, tidak ada penyelidikan menyeluruh dan tidak ada tindakan serius lainnya yang diluncurkan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Departemen, tulis surat kabar itu, cukup untuk meluncurkan “penyelidikan” atas insiden tersebut, yang menghasilkan laporan yang pada akhirnya “dilucuti” dari penyebutan pengeboman.
Komando Pusat AS yang mengawasi pasukan Amerika di wilayah Asia Barat telah mencoba untuk membenarkan pertumpahan darah itu dengan menyebutnya “pertahanan diri yang sah.”
Komando Pusat mengklaim bahwa mereka memerintahkan serangan untuk mendukung militan Kurdi yang didukung Washington.
Namun, pada saat yang sama, Komando Pusat juga menuduh bahwa jumlah warga sipil di antara 60 korban jiwa tidak dapat ditentukan, karena “beberapa wanita bersenjata dan setidaknya satu anak bersenjata diamati” dalam rekaman peristiwa tersebut.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
AS dan sekutunya menginvasi Suriah pada tahun 2014 dengan dalih memerangi kelompok teroris ISIS. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon