Obama: Memindahkan Kedutaan AS ke Jerusalem Bisa Timbulkan “Ledakan”

Washington, 20 Rabiul Akhir 1438/19 Januari 2017 (MINA) – Presiden Barrack Obama menyatakan hari Rabu di Washington, memindahkan kedutaan Amerika Serikat (AS) ke Jerusalem bisa menimbulkan “ledakan” dan dia mengaku khawatir bahwa prospek solusi dua-negara bagi konflik -Palestina mengalami kemunduran.

Presiden AS terpilih, Donald Trump telah berjanji untuk memindahkan kedutaan AS ke Jerusalem, mendobrak kebijakan AS yang sudah berjalan lama. Israel dan Palestina sama-sama menyatakan Jerusalem sebagai ibukota negara mereka, dan perubahan akan menimbulkan kecaman internasional.

“Jika langkah-langkah unilateral dilakukan dengan tiba-tiba tanpa membahas beberapa masalah utama dan sensitif  dengan kedua belah fihak, itu bisa menimbulkan ledakan,” kata Obama pada  konprensi pers terakhirnya sebagai presiden AS.

Dia mengatakan, pemerintahnya telah memperingatkan bakal pemerintah Trump bahwa perubahan-perubahan besar akan membawa konsekwensi, demikian Reuters melaporkan seperti yang dikutip MINA.

“Itu bagian dari apa yang kami coba indikasikan kepada tim pemerintahan mendatang dalam proses trasisi, ini perlu diperhatikan karena merupakan….hal yang mudah berubah,” katanya menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan kepindahan kedutaan itu.

Obama sudah mengatakan berulang kali bahwa aktivitas pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki dan Jerusalem Timur merupakan suatu hambatan bagi pembentukan dua-negara, yang diyakini AS merupakan solusi terbaik bagi konflik antara Israel dan Palestina yang sudah berlangsung beberapa dasawarsa.

Dia menyebutkan, pemerintahnya tidak memblokir resolusi PBB baru-baru ini tentang aktivitas pemukiman Israel karena merasa bahwa solusi dua-negara merupakan satu-satunya opsi bagi perdamaian.

“Sasaran resolusi itu sederhana saja bahwa …berkembangnya pemukiman membawa kenyataan bahwa pertumbuhannya akan membuat solusi dua-negara mustahil,” kata Obama.

“Adalah penting bagi kita untuk mengirimkan isyarat, suatu pengingat bahwa momen ini bisa saja lewat.”

Israel menggambarkan keputusan AS untuk abstain dalam pemungutan suara ketimbang menggunakan hak vetonya karena “memalukan”. Langkah AS berikut sebuah pidato yang tajam dari Menteri Luar Negeri John Kerry tentang masalah itu, menambah ketegangan antara pemerintah Obama yang akan berakhir dengan PM Israel Benjamin Netanyahu. (RS1/P1)

Miraj Islamic News Agency/MINA

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.