New York, MINA – Meskipun ada sedikit pelonggaran yang disaksikan oleh penduduk Gaza, kantong pesisir yang miskin itu masih menderita akibat blokade Israel dan Mesir selama 16 tahun, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
OCHA mengatakan dalam sebuah laporan yang baru dirilis, “pembatasan lama pada pergerakan orang dan barang ke dan dari Gaza telah merusak kondisi kehidupan lebih dari dua juta penduduk Palestina.”
“Israel terus mengurangi akses ke mata pencaharian, layanan penting, dan perumahan, mengganggu kehidupan keluarga, dan merusak harapan rakyat akan masa depan yang aman dan sejahtera. Situasi ini diperparah dengan pembatasan yang diberlakukan oleh otoritas Mesir di penyeberangan Rafah,” tambah laporan OCHA, The New Arab melaporkan, Selasa (31/1).
Sejak 2007, Israel telah memberlakukan blokade yang diperketat secara ilegal di Jalur Gaza, rumah bagi lebih dari 2,3 juta orang, setelah gerakan Hamas memenangkan pemilihan legislatif pada 2006.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Selain itu, Israel melancarkan lima perang militer skala besar terhadap penduduk, membunuh dan melukai ribuan warga Gaza, menghancurkan sebagian besar pejabat lokal dan fasilitas sipil serta membuat frustrasi.
Yang memperburuk situasi adalah pemberlakuan blokade lain terhadap kemampuan penduduk Gaza untuk masuk dan keluar dari kantong pantai oleh otoritas Mesir, dengan dalih mengekang pemberdayaan Hamas.
Selama bertahun-tahun, sebagian besar warga Palestina di Gaza dicegah oleh Israel dan Mesir untuk meninggalkan wilayah tersebut. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)