Sanaa, MINA – Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan, sekitar 20,7 juta warga yaman membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan.
Data lainnya pada layanan informasi OCHA, reliefweb pada Rabu (3/11), menyebutkan, lebih dari 4 juta orang menjadi pengungsi internal, menjadikannya populasi pengungsi internal terbesar keempat di dunia.
Catatan antara Januari-Juni tahun ini, menyebutkan, sekitar 1.023 korban sipil di Yaman, dan pelanggaran berat yang dilakukan terhadap anak-anak pada saat konflik bersenjata menyebabkan kematian 82 anak, melukai 268 anak lainnya dan sedikitnya 16 serangan menimpa sekolah dan rumah sakit.
Lebih dari enam tahun perang telah mendorong Yaman ke ambang kelaparan, mencabut jutaan orang dari rumah mereka, menghancurkan ekonomi dan mendorong penyebaran penyakit, termasuk COVID-19.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Blokade ekonomi yang berlarut-larut dan runtuhnya layanan dasar dan lembaga publik menambah penderitaan orang-orang di Yaman, meningkatkan kebutuhan, ketika dana kemanusiaan tetap tidak mencukupi. Laporan OCHA menambahkan.
“Kondisi saat ini mendorong yang tetap berisiko semakin tinggi untuk jatuh ke dalam krisis yang lebih dalam,” lanjut laporan.
Dengan hanya 50 persen fasilitas kesehatan Yaman yang berfungsi, pandemi yang sedang berlangsung memberikan tekanan tambahan pada sistem kesehatan negara yang sudah rapuh.
Pada akhir Juni, 6.920 kasus COVID-19 telah dicatat di Yaman, termasuk 1.361 kematian terkait dan 4.068 pemulihan.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Meningkatnya permusuhan di provinsi Ma’rib dan Al Bayda, serta bentrokan yang terus berlanjut di Hajjah, Al Hodeidah, Ad Dali’, Kota Ta’iz dan daerah sekitarnya, menantang program kemanusiaan yang berkelanjutan, memperburuk kebutuhan kemanusiaan dan meningkatkan pengungsian.
“Sejak konflik dimulai, ekonomi Yaman telah menyusut lebih dari setengahnya, dengan lebih dari 80 persen orang sekarang hidup di bawah garis kemiskinan,” lanjutnya. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah