Jakarta, 27 Muharram 1438/28 Oktober 2016 (MINA) – Keuangan syariah di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan ketimbang keuangan konvensional, demikian dikatakan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Prof Ilya Avianti.
“Peningkatan ini bisa terlihat dari dua sisi, pertama jumlah bank syariah yang berjumlah 12, dan juga bank yang memiliki orientasi syariah mencapai 20,” kata Ilya saat membuka International Islamic Expo 2016 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Jumat (28/10).
Selain memiliki bank syariah yang tergolong cukup banyak, lanjut dia, keuangan syariah di Indonesia juga mempunyai prospek jumlah produk syariah di pasar modal mencapai 3.768 triliun rupiah.
“Industri keuangan syariah merupakan produk utama ekonomi syariah. Banyak kita temui produk produk syariah, seperti wisata syariah, makanan halal, fashion syariah, dan lain sebagainya,” ujar dia.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Menurut ilya, hal itu berdampak pada kehidupan masyarakat yang semakin menyadari pentingnya hidup dalam lingkup keuangan syariah mengingat Indonesia merupakan negara mayoritas beragama Islam.
“Kami yakin dengan kerjasama semua elemen pihak, ekonomi akan semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa peningkatan dari kebangkitan ekonomi syariah di Indonesia ditandai dengan dibentuknya Komite Keuangan Syariah Nasional (KKSN) yang diketuai langsung oleh Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Ia berharap keuangan syariah ke depan terus menunjukkan peningkatan secara konsisten sehingga mampu berkontribusi penuh dalam meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. (L/P011/M09/R05)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)