Jakarta, 9 Sya’ban 1437/17 Mei 2016 (MINA) – Mengawali tahun 2016, Indonesia harus mampu membangun optimisme untuk menghadapi setiap situasi ekonomi, baik global maupun domestik.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D. Hadad mengatakan, walaupun kondisi ekonomi domestik membaik, namun kondisi ini harus tetap diwaspadai mengingat kondisi ekonomi global yang lebih rentan dengan krisis akibat mudahnya terjadi perubahan-perubahan besar tingkat dua.
“Dengan kondisi seperti ini sektor jasa keuangan diharapkan mampu menjadi pilar penopang dan roda penggerak bangunan ekonomi nasional untuk tetap tumbuh lebih baik,” kata Muliaman saat acara talk show bertajuk “CEO Talk” dengan tema “Peran Industri Jasa Keuangan Sebagai Motor Penggerak Perekonomian Bangsa di Era MEA” di Puri Raya, Hotel Grand Syahid Jaya, Jakarta, Selasa (17/5).
Karena itulah, lanjut dia, OJK mendorong industri jasa keuangan untuk meningkatkan kontribusinya dalam pertumbuhan ekonomi nasional, dan meningkatka daya saing, khususnya menghadapi era Masyarakan Ekonomi asean (MEA).
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Dalam pertemuan rutin tahunan OJK dengan industri Jasa Keuangan, Muliaman menjelaskan, OJK akan fokus pada dua perhatian utama untuk menggairahkan kegiatan ekonomi produktif.
Pertama, meningkatkan kemampuan UMKM, pengembangan ekonomi daerah, dan penguatan sektor ekonomi prioritas. Kedua, mendorong pemanfaatan sector jasa keuangan untuk pembiayaan-pembiayaan yang memerlukan sumber dana jangka panjang dan mendorong korporasi menjadi lokomotif perekonomian nasional.
“Dengan penguatan kedua area diatas, kami yakin akan dapat memperbaiki struktur ekonomi nasional. Apalagi jika seluruh potensi sector jasa keuangan dapat ikut diintegrasikan sehingga menghasilkan sinergi yang besar untuk mendukung upaya pencapaian pertumbuhan yang lebih ajeg dan langgeng kedepan, tambahnya.
Hadir dalam acara tersebut Anggota komisi XI DPR RI Maruarar Sirait, bersama sejumlah Menteri Kabinet Kerja dan Gubernur Bank Indonesia, sejumlah CEO, pakar ekonomi, praktisi, dan akademisi. (L/ima/R05)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)