Jeddah, 29 Sya’ban 1434/8 Juli 2013 (MINA) – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam Konferensi Persatuan Rohingya Arakan (Arakan Rohingya Union), 7 dan 8 Juli di kantor pusatnya di Jeddah, mendesak penyatuan muslim di Myanmar.
Agenda konferensi juga akan mencakup pengenalan anggota lama dan baru dari ARU yang didirikan oleh OKI pada Mei 2011, untuk menyatukan para pengungsi Rohingya di seluruh dunia, Arab News melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency).
Direktur Jenderal Arakan Rohingya Union (ARU), Waqarudin, mengatakan, OKI telah mengirim surat melalui utusan khusus kepada Presiden Myanmar Thein Sein tentang desakan penyelesaian masalah muslim di Myanmar.
Utusan Khusus Talal Daous dan Hassan Abdin, atas nama 57 negara anggota OKI, menyerahkan surat itu pekan lalu kepada Presiden Myanmar Thein Sein.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Dalam surat tersebut, OKI siap membantu dengan cara apapun untuk mencapai solusi jangka panjang bagi umat muslim di Myanmar, secara layak, memperhatikan hak-hak dasar setiap warga negara Myanmar, termasuk akses ke bantuan kemanusiaan yang mendesak.
Utusan khusus menyampaikan surat melalui Menteri Luar Negeri Myanmar Wunna Maung Lwin, dan selama pertemuan membicarakan pentingnya kunjungan OKI ke Myanmar.
“Kami percaya bahwa solusi jangka panjang untuk masalah muslim Rohingya dapat diselesaikan melalui perbaikan status hukum mereka, pengakuan hak kelahiran mereka dan status kewarganegaraan,” kata Sekretarus jenderal OKI Ihsanoglu.
Dia mengatakan, tindak kekerasan terhadap muslim di Myanmar selama pekan terakhir bulan Maret dan pekan terakhir bulan April sangat mengkhawatirkan.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
“Kami khawatir bahwa tindak kekerasan terhadap muslim Myanmar menyebar di seluruh negeri,” ujar Ihsanoglu.
OKI mengatakan bahwa dengan adanya komunikasi dan kerjasama pihak berwenang di Myanmar, negara-negara anggota OKI dapat ikut membangun mekanisme pemberian bantuan ekonomi dan kemanusiaan untuk semua orang yang membutuhkan, membangun kepercayaan antara masyarakat, dialog antar agama serta keahlian teknis untuk membantu Myanmar dalam transisi demokrasi dan integrasi ke dalam masyarakat internasional. (T/P09/R1).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam