Jeddah, MINA – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) berencana mengirim delegasi tingkat tinggi ke Sudan untuk membicarakan situasi di negara yang dilanda konflik itu, Anadolu Agency melaporkan.
Setidaknya 550 orang tewas dan lebih dari 4.900 terluka dalam pertempuran antara Angkatan Darat Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter sejak 15 April 2023, menurut Kementerian Kesehatan Sudan seperti dikutip oleh Middle East Monitor, Kamis (4/5).
Dalam sebuah pernyataan, organisasi yang berbasis di Jeddah, Arab Saudi itu mengatakan pertemuan darurat diadakan untuk membahas situasi di Sudan.
Sekretariat Jenderal (Sekjen) OKI Hissein Brahim Taha menegaskan posisi dalam mendukung stabilitas dan persatuan Sudan.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
“Segera gencatan senjata, tenang, menahan diri, gencatan senjata kemanusiaan dan kembali ke jalur dialog dan negosiasi untuk membawa fase transisi di Sudan ke tempat yang aman,” kata
Sekjen OKI mengatakan akan terus menindaklanjuti perkembangan situasi di Sudan untuk mencapai proses damai yang mencapai aspirasi rakyat Sudan.
Ketidaksepakatan telah muncul dalam beberapa bulan terakhir antara Angkatan Darat Sudan dan pasukan paramiliter mengenai integrasi RSF ke dalam angkatan bersenjata, syarat utama perjanjian transisi Sudan dengan kelompok-kelompok politik.
Sudan tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi sejak Oktober 2021, ketika militer membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan menyatakan keadaan darurat dalam sebuah langkah yang dikecam oleh kekuatan politik sebagai “kudeta”.
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina
Masa transisi Sudan, yang dimulai pada Agustus 2019 setelah penggulingan Presiden Omar Al-Bashir, dijadwalkan berakhir dengan pemilu pada awal 2024. (T/RE1/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Tolak Pembubaran UNRWA