OKI DESAK NEGARA-NEGARA ANGGOTA TINGKATKAN PENELITIAN TEKNOLOGI BARU

OKI mendesak negara-negara anggotanya untuk menggandakan pengeluaran pada penelitian dan investasi dalam teknologi. (Foto: IINA)
mendesak negara-negara anggotanya untuk menggandakan pengeluaran pada penelitian dan investasi dalam . (Foto: IINA)

, 28 Jumadil Awwal 1436/19 Maret 2015 (MINA) – Organisasi Kerjasama (OKI) mendesak negara-negara anggota untuk mendorong penggandaan pengeluaran dan investasi pada penelitian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi baru.

Badan Pan-Islam tersebut mengumumkan panggilan selama pertemuan baru-baru ini tentang persiapan KTT Ilmu dan Teknologi Islam, yang dijadwalkan akan diselenggarakan di Islamabad pada kuartal terakhir tahun ini.

Pertemuan itu mencatat, dorongan penelitian tersebut harus melalui penciptaan infrastruktur berkelanjutan di universitas-universitas dan lembaga-lembaga penelitian, serta melalui penyusunan program, dalam rangka membangun kemampuan inovasi dan teknologi lokal di semua sektor, International Islamic News Agency (IINA) sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Kamis.

Pertemuan telah mengusulkan negara-negara anggotanya, yang menghabiskan setiap tahun kurang dari 0,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) mereka pada infrastruktur, penelitian, dan pengembangan ilmiah, untuk menggandakan angka ini.

Hal ini juga mendesak negara-negara yang berada di tingkat lanjutan dalam pengeluaran mereka, untuk meningkatkan angka ini menjadi 3 persen pada tahun 2025.

Saat ini, pengeluaran keseluruhan dari negara-negara anggota OKI pada pengembangan dan penelitian tidak melebihi 0,46 persen dari PDB, sedangkan angka rata-rata di dunia dan di negara-negara berkembang, yang bukan anggota OKI, mencapai 1,86 persen dan 1,24 persen .

Laporan baru-baru ini disampaikan Komite Kerjasama Ilmiah dan Teknologi (COMSTECH), afiliasi dari OKI, dalam pertemuan persiapan di Jeddah menekankan perlunya untuk meningkatkan porsi negara-negara anggota dalam produksi ilmiah global (publikasi dan paten) hingga 100 persen dalam sepuluh tahun ke depan.

Hal ini juga menyerukan untuk menggandakan jumlah karyawan di penelitian dan pengembangan untuk memasukkan semua kekuatan tingkat operasi ilmiah, termasuk teknisi terakreditasi.

Selain itu, laporan itu menekankan perlunya untuk meningkatkan pangsa barang dan jasa teknologi tinggi dalam kegiatan perdagangan dan ekonomi negara-negara anggota sehingga dapat mencapai 30 persen pada tahun 2025.

Porsi dari negara-negara anggota untuk produksi ilmiah global pada tahun 2013 sebesar 6,1 persen dengan 109.000 artikel ilmiah dan 108.821 publikasi, yang merupakan tingkat yang sangat rendah dibandingkan dengan rata-rata global.(T/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0