Jeddah, MINA – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada hari Rabu (18/10) mengecam negara-negara pendukung Israel karena memberikan negara tersebut “impunitas” dalam perangnya di Gaza, ketika Presiden AS Joe Biden melakukan kunjungan ke Israel.
Blok negara-negara mayoritas Muslim yang beranggotakan 57 orang itu “menyesalkan posisi internasional yang mendukung agresi brutal terhadap rakyat Palestina, dan memberikan impunitas kepada Israel, mengambil keuntungan dari standar ganda yang memberikan kedok bagi kekuatan pendudukan,” kata sebuah pernyataan OKI yang diterbitkan setelah pertemuan darurat para menteri luar negeri.
Pernyataan menambahkan, OKI menyalahkan Israel atas serangan roket terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli Al-Arabi di Gaza yang menewaskan ratusan warga. Quds Press melaporkan.
Negara-negara Arab juga menyalahkan Israel atas insiden yang mengobarkan kemarahan di Timur Tengah.
Baca Juga: Liga Arab Peringati Hari Solidaritas Palestina
OKI yang berbasis di kota pesisir Jeddah, Arab Saudi, menyerukan komunitas internasional “untuk meminta pertanggungjawaban pendudukan Israel atas kejahatan perang keji terhadap rakyat Palestina.”
OKI juga mengecam Dewan Keamanan PBB karena gagal menghentikan kekerasan.
“Setiap orang yang memberi Israel kekuasaan penuh untuk melancarkan perang mematikan ini, memberinya senjata, dan bahkan mengirimkan bala bantuan militer untuk mendukungnya dalam melakukan kejahatan keji ini, berkolusi dengan kejahatan ini,” kata Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki dalam sambutannya.
Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dalam sambutannya mengatakan blokade di Gaza harus dicabut, dan komunitas internasional harus mengambil sikap bertanggung jawab untuk melindungi warga Palestina di Gaza.
Baca Juga: Perkuat Literasi, Kemenag-Perpusnas Distribusikan 1.000 Judul Buku untuk Masjid
“Kami menekankan perlunya mengirimkan bantuan ke Gaza untuk mencegah bencana kemanusiaan,” tambahnya.
“Kami menekankan perlunya pembentukan negara Palestina,” kata Pangeran Faisal. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Khamanei: Netanyahu Harus Dihukum Mati, Tidak Cukup Ditangkap Saja