Jeddah, MINA – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Sabtu (29/2) menyambut kesepakatan penting antara AS dan Taliban, yang berupaya mencapai solusi jangka panjang untuk perang Afghanistan.
Dua konferensi penting di ibukota Qatar, Doha dan ibu kota Afghanistan, Kabul, membuat keputusan bersejarah yang dibuat mengenai nasib negara yang dilanda perang. Kesepakatan itu menjabarkan jadwal penarikan pasukan asing secara penuh dari Afghanistan, Anadolu Agency melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, Yousef Al-Othaimeen, Sekretaris Jenderal OKI, memuji keberhasilan implementasi pengurangan kekerasan di Afghanistan, serta mengimbau semua pihak untuk melanjutkan pengaturan saat ini dan bekerja dengan baik untuk mencapai gencatan senjata permanen.
“Para pemimpin Afghanistan dan rakyat Afghanistan sekali lagi menunjukkan bahwa mereka bertekad dan mampu mengakhiri permusuhan dan bergerak menuju perdamaian, keamanan, dan stabilitas yang langgeng untuk memfokuskan upaya mereka pada rekonstruksi, pembangunan negara mereka,” kata Al-Othaimeen.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Kesepakatan itu diharapkan akan mengarah pada pembicaraan antara Taliban dan pemerintah Kabul yang berupaya mengakhiri konflik bersenjata yang dimulai pada 2001.
Mengacu pada keputusan KTT OKI dan resolusi Menteri, serta Deklarasi Makkah 2018 yang diadopsi oleh Konferensi Ulama Internasional untuk Perdamaian dan Keamanan di Afghanistan, Al-Othaimeen menegaskan “tekad kuat dan kesiapan” OKI untuk terus bekerja dengan Afghanistan, tetangga-tetangganya, dan komunitas internasional “dalam meletakkan dasar perdamaian abadi, keamanan, stabilitas, rekonsiliasi, pembangunan dan kemakmuran di Afghanistan dan kawasan”.
Di bawah perjanjian itu, Taliban telah setuju untuk tidak mengizinkan Al-Qaeda, Daesh atau kelompok militan lainnya beroperasi di daerah yang mereka kuasai.
AS dan sekutunya, setelah pengurangan awal pasukan dari sekitar 13.000 menjadi 8.600 dalam 135 hari, akan bergerak menuju penarikan penuh dalam waktu 14 bulan.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Pada puncak perang, yang dimulai beberapa pekan setelah serangan September 2001 di New York, Afghanistan memiliki lebih dari 100.000 tentara Amerika dan puluhan ribu lainnya dari koalisi NATO yang dipimpin AS.
Kesepakatan itu juga mengatur pertukaran tahanan dan AS mencabut sanksi terhadap Taliban. (T/R7/P1
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan