Washington DC, 4 Dzulqo’dah 1435/30 Agustus 2014 (MINA) – Operasi militer Amerika Serikat (AS) terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak telah menelan biaya rata-rata 7,5 juta dolar AS (atau sekitar 88 miliar rupiah) per hari sejak dimulai pada pertengahan Juni lalu.
Pertahanan AS di Pentagon mengatakan hal tersebut pada Jumat, sebuah angka yang menunjukkan negara paman Sam itu telah mengucurkan dana lebih dari 500 juta dolar untuk konflik yang masih berlangsung di sana, harian Israel Ynetnews melaporkan.
Laksamana John Kirby, sekretaris pers Pentagon mengatakan kepada pers, biaya militer AS untuk melawan ISIS di Irak bervariasi sejak pasukan AS terlibat pada 16 Juni lalu, namun rata-rata mencapai sekitar 7,5 juta dolar AS per hari.
“Operasional dan kegiatan kami telah meningkat, demikian juga biayanya,” kata Kirby, yang mencatat angka tersebut berdasarkan gambaran biaya antara 16 Juni dan 26 Agustus.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Minoritas Irak penganut paham Yezidi kini menghadapi penindasan dan mengungsi bersama pengikut Syiah dan minoritas lainnya, setelah wilayah mereka dikuasai oleh Negara Islam di Irak dan Levant/Syam (ISIL/ISIS) sejak Juni lalu.
Satu-satunya anggota parlemen yang mewakili kelompok minoritas Yezidi di Parlemen Irak, Vian Dakhil mengatakan, ratusan penganut Yezidi telah tewas, 500 perempuannya diculik sebagai selir budak di Sinjar, dan 70 anak meninggal karena kehausan, Anadolu Agency melaporkan.(T/R04/K09)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata