Manama, Bahrain, 17 Dzulhijjah 1435/11 Oktober 2014 (MINA) – Partai Oposisi Bahrain, Al-Wefaq menyatakan akan memboikot pemilihan parlemen yang direncanakan bulan depan.
Al-Wefaq, yang didominasi kelompok Syiah itu mengatakan Sabtu (11/10), mereka akan menggelar “protes damai”, sampai tuntutan mereka untuk sebuah konstitusi kerajaan tercapai.
Kerajaan Teluk itu telah menjadwalkan pemilu untuk 40 kursi baru di majelis parlemen pada 22 November, yang pertama sejak protes mengguncang negara itu pada 2011, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Bahrain bergolak oleh kerusuhan politik dan protes kelompok Syiah di kerajaan Teluk itu, menuntut hak-hak yang lebih besar dan perlakuan yang sama dari kerajaan pimpinan Sunni.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Dalam konferensi Sabtu, oposisi mengatakan, mereka akan memboikot pemilu karena mereka mengatakan pemerintah belum terlibat dalam upaya rekonsiliasi yang sebenarnya, media U-T San Diego melaporkan.
Sebelumnya, pemimpin Al-Wefaq memperingatkan pada banyak kesempatan, mereka akan memboikot.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di twitter, Al-Wefaq menuduh pemerintah Bahrain tidak mewakili “kehendak rakyat”, menyebutnya “otoritarianisme mutlak”.
Oposisi Bahrain menuntut komisi pemilihan independen dan pembubaran Dewan Konsultasi, majelis tinggi parlemen yang anggotanya ditunjuk oleh raja.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mereka juga menuntut perdana menteri diangkat oleh mayoritas parlemen, bukan raja. (T/P001/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza