Sanaa, 2 Dzulhijjah 1435/26 September 2014 (MINA) – Ribuan pendukung oposisi bersenjata Syiah Houthi di Yaman turun ke jalan merayakan “Jumat kemenangan” pertama mereka sejak menguasai kendali sebagian besar ibukota, Sanaa.
Oposisi bersenjata Houthi yang telah mengepung Sanaa selama sebulan, merebut instalasi kunci negara itu awal pekan ini tanpa perlawanan.
Kelompok Houthi merayakan “Jumat kemenangan” dan mengambil alih banyak masjid kalangan Sunni di ibukota, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Koresponden Al Jazeera melaporkan dari Sanaa, tidak ada tanda-tanda kehadiran pasukan keamanan dan pasukan militer di mana kelompok Houthi melakukan reli kemenangan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Dalam waktu singkat, pasukan Houthi telah mencapai kediaman Presiden Abd-Rabbuh Mansour Hadi, meskipun diyakini Hadi telah pindah.
Sebelumnya Jumat, Presiden telah mendesak oposisi keluar dari Sanaa, karena menganggap mereka melanggar perjanjian damai yang ditengahi PBB.
Sebuah perjanjian untuk mengakhiri pertempuran telah dimediasi oleh utusan khusus PBB Jamal Benomar dan ditandatangani pada Ahad (21/9), tak lama setelah oposisi menguasai sebagian besar kota.
“Cara yang sah untuk menerapkan perjanjian ini adalah mengakui otoritas negara di seluruh negeri, terutama Sanaa,” kata Hadi dalam pidato kenegaraannya.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Setelah oposisi merebut sejumlah tank dan kendaraan lapis baja dari pangkalan militer yang mereka serbu, Hadi menuntut oposisi agar mengembalikan semua instalasi dan senjata yang dicuri kepada pihak berwenang.
“Pembenahan rekening dengan kekerasan dan balas dendam, tidak akan membangun negara,” kata Hadi, menyikapi oposisi yang telah mengorganisir protes menuntut pemecatan pemerintah yang dituduh korupsi.
“Apakah memerangi korupsi dan membangun negara datang melalui penjarahan rumah, basis militer dan lembaga pemerintah?” tanya presiden.
Sebuah protokol keamanan dalam kesepakatan menuntut oposisi menyerahkan lembaga yang mereka kuasai dan mulai membongkar kamp protes bersenjata mereka di dan sekitar Sanaa setelah perdana menteri baru ditunjuk.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Tapi perwakilan oposisi menolak untuk menandatangani point itu.
Sejauh ini Hadi gagal menunjuk perdana menteri baru, meskipun perjanjian terakhir menetapkan bahwa nama harus ditunjuk Rabu.
Dia telah menunjuk dua penasihat, satu mewakili oposisi, dan satu lagi mewakili kelompok militan di selatan, sebagaimana yang disyaratkan dalam perjanjian damai. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB