Tel Aviv, MINA – Pemimpin oposisi Israel Yair Golan menyebut koalisi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai “pemerintahan nol”, yang menyeret negara itu ke “perang tanpa akhir”, Ahad (15/9).
Setidaknya sembilan orang terluka setelah rudal balistik dari Yaman mendarat di dekat Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv pada Ahad dini hari.
Dalam sebuah pernyataan di X, Golan, yang memimpin Partai Buruh, meminta warga Israel untuk menggelar protes harian terhadap pemerintah Israel. “Hanya tekanan rakyat yang terus-menerus yang akan menjatuhkan pemerintah ini,” tambahnya. Anadolu melaporkan.
Pemimpin oposisi mengatakan serangan rudal hari Ahad adalah “pengingat kegagalan pemerintah sayap kanan yang sedang berlangsung.”
Baca Juga: Menteri Israel Minta Sidang Korupsi Netanyahu Ditunda karena Peristiwa Suriah
“Alih-alih menutup medan pertempuran, pemerintahan nol ini menyeret kita ke dalam perang tanpa akhir, konflik internal yang kekal, dan jurang,” tegasnya.
Partai Oposisi Yesh Atid yang dipimpin Yair Lapid juga menyerukan pengunduran diri pemerintahan Netanyahu, menyebutnya sebagai “pemerintahan bencana nasional.”
Menurut surat kabar Haaretz, puing-puing dari rudal pencegat jatuh di sebuah stasiun kereta api di pinggiran Modi’in di Israel tengah, menyebabkan kerusakan. Kebakaran juga terjadi di area terbuka di Kfar Daniel di Israel tengah karena puing-puing tambahan yang jatuh.
Kelompok Houthi Yaman juga menargetkan kapal-kapal yang dimiliki, berbendera, dioperasikan oleh Israel, atau menuju pelabuhan-pelabuhan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden dengan rudal dan drone sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza, yang telah berada di bawah serangan gencar Israel yang menghancurkan sejak 7 Oktober 2023. []
Baca Juga: Sandera Israel kepada Netanyahu: Kami Mati Seribu Kali Setiap Hari
Mi’raj News Agency (MINA)